Faktor kedua yang membuat Herry IP kesulitan melakukan bongkar pasang adalah soal kontrak sponsor. Dua dekade lalu, kontrak sponsor untuk atlet masih bersifat kolektif, sedangkan saat ini sifatnya individu.
"Lalu perbedaan di kontrak. Dulu kontrak bukan individu, tetapi kolektif. Kita mau bongkar pasang, tetap sama gak ada masalah kontrak, karena apparel-nya sama. Saya lebih gampang gonta-ganti pasangan."
"Kalau sekarang kontrak individu. Tiap pasangan tidak sama kontraknya. Apparel beda, nilai kontraknya beda. Kalau kita bongkar pasangan, pemain itu kontraknya mengulang lagi. Beda lagi. Banyak faktor X yang dipikirkan," tutur Herry IP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kontrak kolektif adalah kontrak di bawah naungan apparel yang sama. PBSI yang kemudian mendistribusikan nilai kontrak pada pemain berdasarkan penilaian prestasi.
Sementara di era saat ini, kontrak pemain terjadi langsung dengan apparel. Dengan demikian, masing-masing pemain di Pelatnas Cipayung punya nilai kontrak dan apparel yang berbeda-beda.
Nilai kontrak pemain, dalam hal ini ganda, dengan apparel tentu didasarkan pada pencapaian prestasi termasuk ranking. Bila bongkar pasang terjadi di tengah periode kontrak,hal itu tentu akan ikut mempengaruhi nilai kontrak karena ranking jadi mengulang dari bawah.
Sedangkan nilai kontrak itu sendiri merupakan sumber pendapatan pemain, selain prize money yang didapat saat mereka mengikuti turnamen.
Satu hal tambahan, bila pertanyaan tersebut tepat diajukan pada Herry IP di saat ini, faktor dibukanya race to Olympics dalam waktu dekat bisa jadi faktor tambahan.
"Sama satu lagi, untuk sekarang, waktu sudah mepet. Bulan Mei sudah perhitungan poin Olimpiade," ujar Herry IP.
Race to Olympics adalah dimulainya perhitungan poin untuk bisa tampil di Olimpiade. Race to Olympics dilakukan sejak Mei 2023 hingga April 2024.
Untuk cabang olahraga badminton sendiri, hanya ada maksimal dua wakil di tiap nomor yang bisa lolos ke Olimpiade. Itu juga harus disertai syarat kedua pemain berada di zona delapan besar. Andai ada lebih dari dua pemain di zona delapan besar, tetap hanya dua wakil yang bisa berangkat ke Olimpiade.