Jakarta, CNN Indonesia --
Ancaman besar mengintai Manchester City saat tandang ke markas RB Leipzig di Red Bull Arena pada Kamis (23/2) dini hari WIB.
The Citizen datang ke Leipzig dengan modal minor. Dalam lima laga terakhir tim asuhan Pep Guardiola ini menelan satu kekalahan dan imbang. Hasil ini sama-sama tercipta saat tandang.
City baru ditahan 1-1 Nottingham Forest pada 18 Februari dan kalah 0-1 dari Tottenham Hotspur pada 5 Februari. Ini membuat City tertinggal tiga poin dari Arsenal di Liga Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketajaman Erling Haaland juga agak menurun selama 2023. Setelah hattrick ketika bertemu Wolverhampton Wanderers, striker asal Norwegia ini baru mencetak gol lagi di laga keempat.
Rapor City saat tandang ke Jerman juga kurang berpihak. Musim lalu misalnya, Kevin de Bruyne dan kawan-kawan dilumat 1-2. Bedanya, sebelum itu City menggilas Leipzig 6-3.
Leipzig juga punya kecenderungan bagus melawan tim-tim Inggris. Manchester United dan Tottenham sama-sama pernah dikandaskan saat tampil di stadion berkapasitas 42.600 tempat duduk itu.
Namun Leipzig juga tidak dalam kondisi optimal. Rekor 18 kemenangan beruntung mereka musim ini baru dihentikan Union Berlin. Masalahnya kekalahan itu tercipta dalam laga kandang.
Ini seperti jadi isyarat bahwa Red Bull Arena bukan stadion angker bagi tim tamu. Kisah musim 2021/2022 bukan tak mungkin terulang. Ketika itu Leipzig sering kalah di kandang.
Ujung tombak Leipzig, Christopher Nkunku, yang adalah top skor sementara klub dengan 12 gol di Bundesliga 2022/2023 belum mencatatkan namanya selama periode Februari.
Kabar baiknya, Nkunku sudah pulih dari cedera dan siap beradu ketajaman dengan Haaland. Pada saat yang sama Dominik Szoboszlai juga makin matang dan rajin mencetak gol-gol ajaib.
Karenanya adu kecerdikan Guardiola dan Marco Rose sepertinya bakal menentukan. Rose memang kalah jam terbang dari Guardiola, tetapi filosofi sepak bolanya tak kalah menjanjikan.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Salah dua senjata RB Leipzig yang berhasil ditonjolkan Marco Rose sejak kedatangannya pada 8 September 2022 adalah serangan balik dan bola mati.
Dalam 23 pertandingan selama di RB Leipzig, 16 di antaranya menang dan hanya empat kali imbang serta tiga kali kalah. Dari 23 laga itu Leipzig menciptakan 65 gol.
Dari jumlah itu tujuh gol di antaranya tercipta lewat serangan balik dan lima lewat bola mati. Ini adalah angka tertinggi dibanding klub-klub Liga Jerman lainnya.
Namun serangan balik bukan hal yang ditakuti klub-klub Inggris, termasuk Man City. Ini karena karakter sepak bola Inggris yang bermain cepat dan biasa membuat antisipasi serangan balik.
Artinya pula Rose harus mencari senjata mematikan lainnya. Antisipasi serangan balik sudah pasti disiapkan Guardiola yang sudah hafal dengan gaya main klub-klub Jerman.
Pelatih asal Spanyol ini pernah berkarier di Jerman bersama Bayern Munich pada 2013-2016. Kendati demikian Guardiola dan Rose belum pernah saling beradu strategi.
[Gambas:Photo CNN]
Karenanya duel ini akan menandai perseteruan baru dua pelatih dengan filosofi yang kental. Rose sebagai representasi sepak bola terbaru Jerman dan Guardiola era milenium Spanyol.
Gaya sepak bola Guardiola yang suka menguasai bola dengan rerata 73 persen, akan diadang pola main pragmatis Jerman. Kejelian kedua pelatih membaca permainan kiranya akan menentukan.
Untuk pertandingan ini Leipzig tak bisa diperkuat Peter Gulacsi, Dani Olmo, dan Abdou Diallo. Kabar baiknya jugur gedor Christopher Nkunku dan gelandang Konrad Laimer telah pulih.
Dari kubu City hanya John Stones yang berhalangan. Namun Guardiola labil menyusun komposisi pertahanan dalam 11 laga terakhir. Ini yang menjadi kendala City di markas Leipzig.
Mampukah Man City mencuri poin di Red Bull Arena? Guardiola ingin tim asuhannya tak pulang dengan tangan hampa, akan tetapi Leipzig siap memberi badai ke kapal pinisi emas.
[Gambas:Video CNN]