ANALISIS

Kans Timnas Indonesia U-20 Ukir Sejarah dengan Mentalitas STY

Abdul Susila | CNN Indonesia
Rabu, 01 Mar 2023 07:51 WIB
Laga pertama dalam sebuah turnamen tak pernah mudah, begitu pula yang dialami Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2023.
Kiprah Timnas Indonesia U-20 pada Piala Asia U-20 2023 dinanti fans. (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)
Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Indonesia U-20 dan Irak sudah tiga kali bentrok di Piala Asia. Hasilnya, Garuda Muda tak pernah menang. Akankah rapor merah ini terhenti?

Indonesia U-20 akan bentrok dengan Irak dalam Piala Asia U-20 2023 di Stadion Lokomotiv, Tashkent, Uzbekistan pada Rabu (1/3) sore waktu lokal atau malam waktu Indonesia (WIB).

Generasi muda Irak dan Indonesia pertama kali bentrok di Piala Asia U-20 pada 1975. Dalam duel di Kuwait pada 8 April itu Garuda Nusantara dibantai dengan skor telak, 0-4.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan kedua terjadi di Bangladesh pada 5 Oktober 1978. Sama seperti pertemuan pertama, Indonesia U-20 kembali disikat 0-4. Dua kekalahan ini sedikit terobati pada 19 September 1994, lewat skor 0-0.

Kendati demikian ada asa untuk menciptakan sejarah meraih kemenangan perdana atas Usood Al Rafidayn atau Singa Mesopotamia. Namun ini bukan perkara mudah bagi Muhammad Ferarri dan kawan-kawan.

Situasi sosial dan politik di Irak pasca Perang Teluk III (2003-2011) belum benar-benar reda. Sepak bola di negeri 1001 malam ini memang hidup, tetapi belum sepenuhnya normal.

Kompetisi sepak bola usia muda di Irak belum hidup. Anak-anak muda Irak hanya mengandalkan tekad agar bakatnya terasah. Namun ini yang membuat generasi muda sepak bola Irak terus lahir.

Generasi Irak U-20 saat ini pun tak jauh berbeda dengan angkatan 2018. Pada tahun tersebut tim U-17 dan U-20 mereka terhenti di babak grup, meski tetap jagoan di pentas Asia Barat.

Dalam segi persiapan, Indonesia U-20 agak lebih baik. Selain durasinya lebih pendek, tim asuhan Emad Mohammed ini hanya melakukan pertandingan lokal sebelum Piala Asia U-20 2023.

Nilai lebihnya, Irak tak terlalu terkendala dengan suhu dingin. Mereka terbiasa dengan udara panas, tetapi juga tak kaget dengan udara dingin. Ini berbeda dengan anak-anak Indonesia.

Karenanya kemampuan adaptasi pemain dengan temperatur dingin bisa menjadi kunci. Beruntungnya pemain Indonesia pernah berlatih di Turki dan Spanyol ketika suhu udara cukup dingin.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Pembuktian Mentalitas Racikan STY

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER