Catatan Harian Herry IP Wujudkan All Indonesian Final di All England

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2023 19:16 WIB
Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat berhasil mewujudkan All Indonesian Final di All England pada pekan lalu. Berikut cerita Herry IP.
Perjuangan sengit dilakukan pasukan ganda putra Indonesia untuk mewujudkan All Indonesian Final. (AP/Rui Vieira)

Masuk ke babak perempat final, Indonesia sudah memastikan satu tempat di semifinal seiring duel Fajar/Rian vs Bagas/Fikri di babak delapan besar. Sedangkan dua duel lainnya adalah Ahsan/Hendra vs Liu Yuchen/Ou Xuanyi dan Leo/Daniel vs Liang Weikeng/Wang Chang.

Laga Ahsan/Hendra jadi tantangan tersendiri lantaran Ahsan/Hendra tidak pernah menang dalam tiga duel lawan Liu/Ou di pertemuan sebelumnya.

"Kuncinya adalah perubahan cara bermain Ahsan/Hendra, konsisten sama pola main. Tidak boleh angkat shuttlecock, karena kalau diangkat bakal repot," ucap Herry IP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbekal pelajaran dari laga-laga sebelumnya, Ahsan/Hendra berhasil mengalahkan Liu/Ou dengan skor 16-21,21-19, 21-19.

"Mereka juga ubah irama main, tidak boleh keras, tidak boleh cepat. Kalau dipercepat, adu drive terus, Liu/Ou bakal senang sekali karena mereka memang polanya seperti itu. Jadi polanya kami ubah, kami buat lebih pelan, malah lawan jadi sering bikin salah dan nyangkut."

"Menurut saya, prinsip ganda putra harus ofensif, tidak boleh bertahan," ungkap Herry IP.

Di laga lain, Fajar/Rian berhasil mengalahkan Bagas/Fikri dengan skor 21-18, 21-13. Menurut Herry IP, laga melawan rekan sendiri justru membuat Fajar/Rian bisa tampil di level terbaik.

"Karena sering ketemu, sering latihan bersama, sudah tahu bola-bolanya. Karena sama-sama teman sendiri, mereka lebih tenang. Kalau lawan negara lain, lebih ada tekanan. Fajar/Rian benar-benar menikmati pertandingan dan sudah tahu tipikal bola-bola dari Bagas/Fikri."

Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri pada perempat final All England di Birmingham. (Arsip PBSI)Fajar/Rian mengalahkan Bagas/Fikri di perempat final All England. (Arsip PBSI)

Herry IP juga menyoroti permainan Bagas/Fikri yang berstatus sebagai juara bertahan All England. Setelah juara All England tahun lalu, penampilan Bagas/Fikri terbilang menurun dan kesulitan bertahan hingga akhir turnamen.

"Sedangkan Bagas/Fikri, kalau dari grafik, bisa dibilang ada peningkatan tetapi masih ada PR yang harus mereka kerjakan, terutama masih banyak error. Harusnya dapat poin, malah jadi poin untuk lawan. Terutama di poin akhir, error mereka masih harus dikurangi."

"Semua butuh proses, Fajar/Rian juga dulu terkenal error-nya banyak. Tetapi dengan proses, waktu, pematangan, mereka bisa berubah. Semua butuh waktu, tidak bisa instan," ucap pelatih berusia 60 tahun tersebut.

Di babak perempat final ini, satu wakil Indonesia gugur yaitu Leo/Daniel. Leo/Daniel kalah dari Liang Weikeng/Wang Chang dengan skor 21-13, 19-21, 18-21.

"Bila melihat peluang, sebenarnya Leo/Daniel bisa menang, terakhir bertemu di Singapura mereka menang. Di pertandingan kemarin, mereka cuma kalah sedikit karena secara keseluruhan imbang."

"Saya tekankan pada mereka bahwa ini [Liang/Wang] adalah lawan kamu ke depannya, ini saingan kamu. Mereka bisa dibilang sekelas, seimbang, menang-kalah tergantung poin akhir. Kalah salah, selesai gimnya," ucap Herry IP.

Semifinal yang Menegangkan

Masuk ke babak semifinal, Indonesia masih memiliki dua wakil di nomor ganda putra. Keduanya juga akan menghadapi ganda China. Fajar/Rian bertemu He Jiting/Zhou Haodong sedangkan Ahsan/Hendra berjumpa Liang/Wang.

"Jujur yang berat itu duel yang dijalani Ahsan/Hendra. Jadi All Indonesian Final itu tergantung Ahsan/Hendra. Kalau Ahsan/Hendra bisa memenangkan pertandingan, persentase terjadinya All Indonesian Final lebih besar."

"Sebelumnya mereka di India kalah. Namun keuntungannya saya sudah lihat pertandingan Leo/Daniel lawan Liang/Wang. Jadi saya hapal kelemahan mereka di mana, kelebihannya di mana," ujar pria yang sudah berkiprah sebagai pelatih di Pelatnas Cipayung sejak 1993 ini.

Salah satu strategi yang ditekankan Herry IP adalah menginstruksikan Ahsan/Hendra untuk tidak memberikan bola tinggi pada Liang Weikeng. Instruksi itu terlihat kembali ditekankan Herry IP di saat interval.

"Tembakannya Liang Weikeng banyak tembus. Kami harus ubah pola main, tidak boleh mengangkat bola, harus bola-bola datar. Itu kelebihannya Ahsan/Hendra. Kalau main angkat, riskan. Kami tentu tidak boleh membuat musuh memanfaatkan kelebihan mereka," ucap Herry IP.

Walaupun sudah menerapkan strategi dengan baik, laga sengit lawan Liang/Wang tetap tidak terelakkan. Salah satu momen ikonik dari laga semifinal itu adalah ketika Herry IP dan Aryono sama-sama bereaksi dengan gerakan yang serupa ketika Ahsan/Hendra gagal menyelesaikan pertandingan di kedudukan 20-19.

"Karena saat 20-19, bolanya tanggung lalu dismes Ahsan, nyangkut. Harusnya selesai. Itu yang buat saya kebetulan sama Aryono sama ekspresinya. Aryono hampir jatuh tuh dari kursinya kalau gak saya pegangin. Kalau ga ditahan, jatuh dia ke belakang, kursinya sudah naik."

"Saya tahan kursinya, bisa heboh sedunia itu kalau jatuh. Kursinya sudah naik, tinggal jatuhnya doang, tetapi saya tahan. Aryono bilang 'Eh gua mau jatuh, makanya saya tahan'. Dia pegangan kursi saya. Kalau enggak, jatuh ke belakang, ngejomplang," ujar Herry IP.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan lolos ke final All England 2023.Ahsan/Hendra menang 29-27 pada gim penentuan melawan Liang Weikeng/Wang Chang. (Dok. PBSI))

Ternyata bukan itu saja momen menegangkan di ujung gim ketiga. Laga Ahsan/Hendra vs Liang/Wang ternyata terus berlanjut lama di saat setting. Ahsan/Hendra bahkan sempat tiga kali menghadapi match point lawan. Dalam situasi penuh ketegangan itu, Herry IP terus memberikan instruksi.

"Saya harus kasih instruksi, karena mereka tidak bisa lihat [secara jelas], kami sebagai pelatih yang bisa lihat. Dari match point ke-26 atau ke-27 saya sudah bilang servis harus digeser ke kanan. Ternyata Ahsan coba nyolong servis dan lawan sudah siap," ungkap Herry IP yang aktif sebagai pemain di era 80-an.

Herry IP lalu mengulang arahan tersebut ketika match point keenam didapat Ahsan/Hendra pada kedudukan 28-27.

"Begitu kedudukan 28-27 saya bilang lagi,'San servis pindahin arahnya. Hendra buang silang ke depan'. Ternyata Hendra buang silang tetapi ke belakang. Bolanya datar, ditembak lawan nyangkut."

"Strategi itu penting sekali. Tidak boleh salah. Unggulnya Ahsan/Hendra kemarin itu karena ketenangan mereka. Jam terbang mereka. Berbanding terbalik sama Liang yang sempat salah servis. Dari bahasa tubuhnya kelihatan, jadi kami lebih banyak mengarahkan serangan ke Liang karena dia yang lebih tegang," tutur Herry IP.

Saat Ahsan/Hendra menang, posisi Fajar/Rian masih di hotel lantaran mereka baru bertanding di sesi kedua pada sore hari. Dalam pandangan Herry IP, Fajar/Rian sudah fokus pada laga semifinal yang bakal mereka jalani.

"Menurut saya kemenangan Ahsan/Hendra ada pengaruhnya, akan tetapi saya lihat Fajar/Rian memang sudah konsisten mainnya, sudah fokus, dan lebih tenang. Plus-minus menang-kalah Ahsan/Hendra, Fajar/Rian saya lihat memang sudah siap."

"Fajar/Rian saya lihat seperti di Malaysia. Babak pertama kritis, ke sananya lebih enjoy. Di All England juga begitu, makin ke sini Fajar/Rian makin main lebih lepas, lebih mapan, lebih matang, lebih yakin. Mereka main lebih tenang tidak seperti babak pertama. Menang straight game semua," ujar Herry IP.

All Indonesian Final pun terwujud. Fajar/Rian berhasil mengalahkan He Jiting/Zhou Haodong dengan skor 21-19, 21-17.

"Keberhasilan All Indonesian Final ini juga banyak dibantu Tuhan, yang tidak mungkin jadi mungkin. Pemain-pemain Indonesia juga diuntungkan perihal rejeki [saat poin genting menghadapi lawan], dan tentunya tidak lepas dari pemain-pemain yang juga tampil luar biasa."

"Kami juga banyak dibantu Pak Desra Percaya [Dubes RI untuk Inggris]. Beliau banyak memberi dukungan dan perhatian. Suporter juga saya cukup banyak, dari beberapa kota mereka mengorbankan waktu dan dana. Terima kasih buat suporter Indonesia. Suara mereka menggema bahkan suara suporter Indonesia hampir mirip seperti di Istora."

All Indonesian Final di All England 2023 akhirnya dimenangkan oleh Fajar/Rian. Fajar/Rian mengalahkan Ahsan/Hendra dengan skor 21-17, 21-14.



(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER