Catatan Harian Herry IP Wujudkan All Indonesian Final di All England

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 20 Mar 2023 19:16 WIB
All Indonesian Final tercipta di All England 2023 antara Fajar/Rian vs Ahsan/Hendra. (AP/Rui Vieira)
Jakarta, CNN Indonesia --

Herry Iman Pierngadi dan Aryono Miranat berhasil mewujudkan All Indonesian Final antara Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di All England pada pekan lalu. Bagi Herry IP, pencapaian tersebut terbilang luar biasa dan mengejutkan.

Herry IP sedang dalam perjalanan ke Swiss untuk bersiap mendampingi Tim Badminton Indonesia berlaga di rangkaian turnamen selanjutnya ketika berbagi cerita dengan CNNIndonesia.com, Minggu (19/3) pagi waktu setempat. Ia tidak bisa menyaksikan secara langsung laga Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto vs Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Utilita Arena Birmingham.

Selain karena tugas lanjutan telah menantinya, Herry IP juga bisa dengan tenang meninggalkan Birmingham lantaran telah mewujudkan All Indonesian Final. Kondisi itu membuat ia bisa mantap 'menitipkan' laga sengit itu pada Aryono Miranat yang tetap bertahan di Birmingham.

Andai saja All Indonesia Final tak tercipta, dan hanya satu wakil yang lolos ke final, Herry IP bakal tetap bertahan di Birmingham dan mendampingi wakil Indonesia bersama Aryono di partai final.

Mengenang waktu sebelum keberangkatan, Herry IP berterus terang bahwa All Indonesian Final di All England adalah sesuatu yang sulit untuk diwujudkan.

"Ya enggak yakin, walaupun persiapan cukup baik. Namanya pertandingan masih 50-50, ada menang-kalah, apalagi melihat drawingnya begitu keras."

"Jujur tidak kepikiran bisa terjadi All Indonesian Final lagi. Memang kalau dari segi persiapan, persiapan kami cukup baik. Kami tidak ikut German Open demi fokus All England karena targetnya memang di turnamen ini," tutur Herry IP.

Salah satu hal yang membuat Herry IP tidak mau menebar optimisme berlebihan adalah perihal drawing yang terbilang keras. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto berjumpa Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bertemu Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

Sang juara bertahan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dapat drawing yang agak ringan dibanding yang lain karena bertemu pemain veteran Korea, Kim Gi Jung/Kim Sa Rang, sedangkan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan justru sudah harus bentrok dengan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan.

Di laga Fajar/Rian vs Kang/Seo, terbukti Fajar/Rian kesulitan. Fajar/Rian butuh rubber game untuk menang 20-22, 21-12, 21-19. Selain kehilangan gim pertama, Fajar/Rian sempat tertinggal 7-13 di gim penentuan.

"Itulah ujian Fajar/Rian, jadi saya boleh dibilang juga masih belum yakin. Karena biasanya selama saya mengikuti pertandingan, pertandingan awal Fajar/Rian, mereka belum in."

"Apalagi posisinya sekarang dia ranking satu, unggulan 1, ujung tombak Indonesia. Tiga faktor itu yang menurut saya harus bisa mereka lewati. Ternyata di babak pertama, permainan mereka tidak keluar. Tidak lepas mainnya, ada pressure," kata Herry IP.

Herry IP menyatakan bahwa ia tidak banyak menekankan pada kekalahan yang dialami Fajar/Rian di gim pertama. Herry IP fokus pada upaya membangkitkan kepercayaan diri Fajar/Rian.

"Saya tidak ngomong soal kalahnya, saya lebih berupaya mengembalikan fokus mereka, agar mereka lebih konsentrasi, lebih berani, lebih percaya diri lagi. Karena kemampuannya di gim pertama tidak maksimal."

"Saya bilang coba lagi di gim kedua, lebih percaya diri, coba lagi. Ternyata mereka bisa keluar dan mengatasi tekanan," ujar Herry IP.

Fajar/Rian menghadapi laga berat di babak pertama lawan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae. (Arsip PBSI)

Ketika Fajar/Rian tertinggal di gim penentuan, Herry IP mengakui bahwa faktor lapangan yang ditempati Fajar/Rian di gim pertama dan paruh awal gim ketiga turut berpengaruh pada penampilan Fajar/Rian. Fajar/Rian akhirnya bisa mengejar ketinggalan dan menang tipis 21-19 di akhir laga setelah berpindah lapangan di paruh kedua gim ketiga.

"Lapangan itu berpengaruh terhadap kualitas servis. Ada menang angin, kalah angin. Itu menurut saya dari sisi non teknis. Sedangkan dari sisi teknis, mereka harus fokus pada pembukaan servis. Itu yang harus benar-benar diperhatikan. Apalagi poin-poin tua [akhir]. Tidak boleh salah. Salah ya selesai. Situasi itu kan seperti jalan di jurang," ucap Herry IP.

Dalam laga berat lainnya, Herry IP menyebut Leo/Daniel telah menunjukkan kinerja bagus dengan menaklukkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik.

"Leo/Daniel juga punya pressure, head to head kalah terus, itu jadi momok buat mereka. Semua pemain pasti pernah mengalami hal itu. Saya lihat mereka bisa keluar dari situ."

"Saya nilai perkembangan mereka cukup baik, bisa jadi harapan ke depan, jadi generasi berikutnya yang bisa diandalkan di ganda putra Indonesia," tutur Herry IP.

Leo/Daniel mampu mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik di babak pertama. (Arsip PBSI)

Empat wakil lolos ke babak kedua All England. Fajar/Rian, Bagas/Fikri, Ahsan/Hendra, dan Leo/Daniel. Di babak kedua, semua wakil tersebut sukses melaju ke perempat final.

Pertandingan di babak kedua bisa dilalui dengan lebih mulus oleh para wakil Indonesia. Pertarungan di babak kedua bahkan tidak sesengit di babak pertama.

"Harusnya yang ideal, sebagai pemain seeded, babak awal yang enteng. Tetapi ini kebalik karena memang semua tergantung drawing dan pertandingan kadang-kadang seperti itu."

"Empat wakil di perempat final, saya melihat targetnya mulai bisa mendekati. Karena tinggal delapan besar dan semifinal. Target yang diinginkan All Indonesian Final, Indonesia harus juara. Itu sebenarnya tekanan buat pemain. Kalau buat saya sih tantangan, tetapi itu terasa jauh lebih beban pada para pemain,"

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Sengit dalam Upaya Mewujudkan All Indonesian Final


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :