Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melangkah dengan membawa beban. Kini setelah gelar All England di tangan, langkah mereka menjadi sedikit lebih ringan dibanding sebelumnya.
Beban sebagai pemain nomor satu dunia ada di dimensi lain dibandingkan peringkat-peringkat lainnya. Bahkan bila dibandingkan dengan pemain nomor dua dunia, beban pemain nomor satu dunia ada jauh di atasnya.
Atribusi pemain nomor satu dunia akan lebih sering melekat dan disebut dibandingkan panggilan yang merujuk pada pemain nomor dua dunia. Sebagai pemain nomor satu dunia, tiap langkah mereka dituntut untuk selalu sempurna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kekalahan bukan hanya sekadar jadi kekecewaan, melainkan bisa berwujud penderitaan dan beban berkelanjutan. Situasi inilah yang mengiringi ayunan kaki Fajar/Rian sejak berpredikat sebagai ganda putra nomor satu dunia.
Sesaat setelah Fajar/Rian naik ke posisi nomor satu dunia, beban yang mengiringi langkah kaki mereka mulai terasa. Kepantasan Fajar/Rian sebagai ganda putra nomor satu dunia dipertanyakan.
Fajar/Rian belum punya banyak gelar, bahkan belum pernah menang turnamen level Super 1000. Pertanyaan-pertanyaan itu terus mengalir, mengabaikan jawaban yang jelas bahwa secara hitungan Fajar/Rian adalah pemain dengan raihan poin terbanyak dalam periode satu tahun ke belakang.
Dalam tekanan yang terbilang berat, Fajar/Rian terus mencoba memberikan respons-respons yang akurat. Di awal tahun, Malaysia Open yang berstatus Super 1000 berhasil dimenangkan Fajar/Rian.
Kemenangan itu bagaikan jawaban lugas dari Fajar/Rian, tetapi kemudian pertanyaan-pertanyaan tentang kepantasan kembali mengapung ketika Fajar/Rian terkulai tak berhasil juara di India dan Indonesia.
Ketika pada akhirnya All England datang, Fajar/Rian pun hadir untuk menjawab tantangan. Sebagai unggulan pertama, drawing Fajar/Rian tidaklah menyenangkan.
Fajar/Rian sudah menghadapi Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae di babak pertama. Meskipun tidak masuk dalam daftar unggulan, Kang/Seo termasuk ganda yang punya potensi di atas rata-rata dan bisa merepotkan lawan.
Tekanan sebagai ganda nomor satu dunia terlihat jelas pada cara main Fajar/Rian di laga pertama. Mereka lebih banyak tertekan di sepanjang pertandingan.
Namun Fajar/Rian juga makin bisa menunjukkan kualitas mental dan teknik sebagai pemain nomor satu dunia. Fajar/Rian bisa meraih kemenangan meski lebih banyak tertekan.
Ketika babak pertama dilewati, Fajar/Rian makin terlihat percaya diri. Walaupun skor terbilang ketat di beberapa laga berikutnya, Fajar/Rian mampu memenangkan empat laga berikutnya untuk jadi juara lewat kemenangan dua gim langsung.
Fajar/Rian berhasil jadi juara All England 2023!
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>