Jika sampai Indonesia benar-benar menolak Israel tampil di Piala Dunia U-20 2023, Kusnaeni menilai dampaknya akan dirasa Indonesia di masa mendatang. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi Indonesia.
Salah satunya, niat Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2038 setelah Olimpiade 2036 akan terkendala. Penolakan atas Israel bisa dianggap Indonesia tak terbuka dengan negara lain.
"Kalau kita menolak Israel bermain di Indonesia, ini akan menjadi semacam noda bagi partisipasi Indonesia di ajang dunia. Jadi misal mau jadi tuan rumah Piala Dunia senior, ini akan menjadi catatan," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan saat mengajukan menjadi tuan rumah Olimpiade akan menjadi catatan. Jadi harus dipahami juga. Bagi saya ini bukan soal mendukung atau menolak Israel, tetapi soal keterbukaan," ucap Kusnaeni.
Karenanya pula PSSI diimbau untuk segera mungkin menjalin komunikasi. Pertama berkomunikasi dengan Kementerian luar negeri (Kemenlu), kedua ke FIFA membawa kebijakan Kemenlu.
"Indonesia, dalam hal ini PSSI, harus berkomunikasi dengan Kemenlu tentang hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan utusan negara asing, dalam hal ini negara yang tidak punya hubungan diplomatik."
"Lalu hal-hal ini dikomunikasikan PSSI ke FIFA. Nanti FIFA bagaimana responnya. Pasti akan dicarikan jalan tengahnya. Yang penting sekarang PSSI ke Kemenlu, dari Kemenlu ke FIFA lagi," kata Kusnaeni.
Berkaca dari sebelum-sebelumnya, tak menutup kemungkinan Israel bisa datang ke Indonesia asal memenuhi tiga syarat, yakni tak pakai paspor Israel, tak ada bendera, dan tanpa lagu kebangsaan.
Tiga syarat ini membuat atlet Israel bisa tampil di Indonesia. Pertama atlet badminton, kedua atlet balap sepeda. Hal sama dialami Rusia di Olimpiade karena terjerat kasus doping.
"Banyak jalannya. Makanya jangan ribut di jalanan. Percuma. PSSI segera komunikasi ke Kemenlu, setelah itu bersama-sama ke FIFA mengkomunikasikan ini mencari solusi persoalan ini," katanya.
"Kurang dua bulan dari waktu kick off tidak ada masalah. Tinggal dikomunikasikan saja. Masih ada waktu. Pasti ada solusi dari diskusi dengan Kemenlu, PSSI, dan FIFA," ujar Kusnaeni.