Kala itu Rusia memakai penamaan Russian Olympic Committee (ROC) dan tidak mengibarkan bendera negara dan mengumandangkan lagu kebangsaan.
"Rusia itu statusnya sedang disanksi karena kasus doping. Indonesia juga pernah kena sanksi dan akhirnya tidak bisa berkibar bendera Indonesia," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Selasa (28/3).
"Israel ini sanksinya apa? Mereka lolos karena kualifikasi juga. Jadi Ketika Indonesia mengajukan persyaratan itu FIFA akan nanya balik, dasarnya apa? Kalau Rusia kan posisinya sedang terhukum. Jadi berbeda situasinya," ujar Kusnaeni menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Kusnaeni, langkah realistis yang bisa dilakukan Indonesia adalah meyakinkan FIFA bahwa Piala Dunia U-20 2023 dapat tetap digelar sesuai rencana.
"Hal yang paling mungkin dilakukan itu jalur diplomatis dan lobi-lobi. Tapi ini juga sudah menjadi urusan kenegaraan karena ada beberapa stakeholder yang ikut serta. Ada Kemenpora, Kemenlu, Kepolisian dan lain-lain," ujar Kusnaeni.
"Kebetulan PSSI ketuanya adalah orang pemerintahan jadi pak Erick juga harus mampu mengorkestrasi agar seluruh stakeholder punya sikap yang sama menyikapi ini. Yang penting standing position Indonesia seperti apa. Yang harus disatukan adalah Indonesia siap secara infrastruktur dan penyelenggaraan siap termasuk soal kepastian soal penerimaan seluruh delegasi," sambungnya.
Saat ini posisi Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sedang berada di ujung tanduk.
Polemik Israel menjadi salah satu penyebab perjalanan menuju turnamen junior antarnegara sedunia itu menemui jalan terjal.
Hal ini lantaran terdapat penolakandari sejumlah kelompok dan pemimpin daerah terhadap keikutsertaan timnas Israel di Piala Dunia U-20 di Indonesia .
Proses undian atau drawing Piala Dunia U-20 2023 untuk pembagian grup yang semula dijadwalkan bakal digelar di Bali pada 31 Maret pun harus ditunda.
(ikw/ikw/rhr)