ANALISIS

Gregoria Mariska dan Luka-luka yang Tak Lagi Jadi Beban Belaka

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 03 Apr 2023 19:23 WIB
Gregoria Mariska sudah sejak lama disebut-sebut sebagai sosok istimewa. Namun ia harus menempuh jalan panjang untuk membuktikan hal tersebut.
Gregoria Mariska berhasil jadi juara Spain Masters 2023. (Arsip PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gregoria Mariska sudah sejak lama disebut-sebut sebagai sosok istimewa. Namun ia harus menempuh jalan panjang penuh luka untuk membuktikan bahwa ia memang punya potensi untuk jadi pemain yang luar biasa.

Masuk Pelatnas Cipayung di usia 14 tahun adalah salah satu indikasi bahwa Gregoria punya bakat dan pesona yang luar biasa. Begitu Gregoria jadi juara dunia junior di 2017, bertambah lagi satu alasan untuk menaruh banyak harapan.

Namun yang terjadi kemudian Gregoria justru dihantam oleh sisi lain dari tingginya harapan. Ada beban besar yang mengiringi tiap langkahnya ketika menginjak lapangan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada tekanan yang datang, baik dari luar maupun dalam.

Tekanan dari luar, kemungkinan juga hadir mereka-mereka yang pernah menaruh harapan. Ketika harapan mereka ke Gregoria tak cepat datang, kekecewaan mereka berubah jadi cacian dan bahkan kecaman-kecaman yang tak sepatutnya diucapkan.

Sedangkan dari dalam, Gregoria pun bergulat dengan sejumlah pertanyaan. Pertanyaan tentang kepatutan dan kepantasan.

Gregoria Mariska Tunjung juara Spain Masters 2023. Dok PBSIGregoria Mariska berhasil jadi juara Spain Masters 2023. (Dok PBSI)

Perjalanan kariernya yang terlihat lancar di usia belasan mendadak tersendat bahkan seolah cenderung diam tak bergerak ketika ia mulai dituntut untuk bisa melanjutkan konsistensi prestasi.

Status pebulutangkis tunggal putri terbaik Indonesia yang disandang Gregoria pun dari tahun ke tahun makin terasa berat. Seiring angka usianya berubah, beban tunggal putri nomor satu Indonesia juga terus bertambah.

Pada akhirnya Gregoria kemudian diterpa ketidakyakinan dan keraguan. Hal itu yang lalu jadi tekanan dan membuat mental Gregoria tidak cukup kuat untuk menjalani turnamen demi turnamen.

Harapan tinggi dan hasil buruk yang berulang adalah pukulan-pukulan yang menghajar Gregoria. Luka-luka yang ia alami justru kemudian malah memperberat langkah Gregoria saat berlaga di turnamen berikutnya.

Di 2022, ada momen ketika Gregoria mulai bisa mendapat pijakan berharga. Momen tersebut adalah ketika ia mampu jadi kapten dan membawa Indonesia juara Badminton Asia Team Championships.

Kemenangan itu kemudian membuat Gregoria yakin bahwa ia harus segera lepas dari tekanan agar perjalanan kariernya tidak lagi tersendat dan terhambat karena faktor yang datang dari dalam diri sendiri.

Momen kedua ada ketika Gregoria mengunggah tulisan terbuka tentang hal-hal yang ia rasakan dalam kariernya di dunia badminton pada 23 Mei 2022. Dalam tulisan tersebut, Gregoria mengutarakan semua perasaan dan situasi-situasi sulit yang ia alami secara terang-terangan.

"Aku sudah beneran terima kalau ada kata-kata buruk yang orang lontarkan ke aku karena akupun begitu melihat diriku sendiri."

Gregoria Mariska di babak pertama All England 2023. (Arsip PBSI)Gregoria Mariska sudah dibebani jadi harapan tunggal putri Indonesia sejak usia belasan. (Arsip PBSI)

Kalimat itu adalah penggalan dari tulisan panjang Gregoria tentang perasaan dirinya.

Merespons hal tersebut, banyak penggemar yang melontarkan dukungan padanya. Para penggemar badminton bahkan sempat membuat kumpulan tulisan-tulisan yang dijadikan buku untuk dikirim ke Gregoria.

Di titik itu Gregoria mungkin sadar, bahwa bukan hanya orang-orang terdekat yang terus ada dan berharap yang terbaik untuk dirinya. Ada banyak orang di luar yang juga terus mengiringi perjuangannya.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Melihat Gregoria Mariska di Level Terbaik

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER