TESTIMONI

Sukses Ganda Cokorda Raka, Putra Dewata Pengawal Tradisi Medali Basket

Cokorda Raka Satrya Wibawa | CNN Indonesia
Rabu, 05 Apr 2023 19:02 WIB
Cokorda Raka ketika sudah menjadi pelatih. (CNNIndonesia.com/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bola basket Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Dari era ke era menunjukkan perkembangan. Saya kebetulan merupakan salah satu anggota tim yang pernah menorehkan sejarah di SEA Games.

Berbicara perkembangan basket Indonesia, saya menilai emas SEA Games 2021 adalah hal positif. Saya bangga akhirnya setelah puluhan tahun kita bisa meraih emas cabang olahraga bola basket, meruntuhkan dominasi Filipina.

Saya tak ada dalam tim SEA Games itu. Saya ada di generasi yang sudah lebih dulu main ketimbang generasi Andakara Prastawa dan kawan-kawan.

Meski begitu saya senang bisa berada di sebuah era yang penuh dengan talenta basket nasional sehingga bisa meraih banyak gelar selama berkarier. Ketika saya bermain, prestasi terbaik Indonesia adalah perak SEA Games dan SEABA. Mungkin kalau dulu sudah ada pemain naturalisasi seperti sekarang, Indonesia bisa lebih dulu meraih emas hahaha.

Empat medali perak, masing-masing dua di SEA Games dan di SEABA, merupakan pencapaian prestisius saya untuk Indonesia. Meraih medali untuk negara, membela bangsa, adalah hal yang tak bisa dibandingkan dengan apapun. Gengsinya nyata.

Terlebih kalau di ajang multicabang macam SEA Games. Ketika ketemu atlet-atlet dari cabang lain, kalau sudah punya medali itu beda rasanya. Ada tanggung jawab yang terbayar.

Makanya saya menyesal sekali ketika pada SEA Games 1997 di Jakarta tak bisa meraih medali. Jujur saya malu. Tetapi saya bisa membuktikan kemampuan dengan meraih perunggu pada 1999 dan dua perak pada 2001 dan 2007.

Jika perunggu pada SEA Games 1999 adalah yang kedua dalam sejarah bola basket putra Indonesia, maka perak SEA Games 2001 adalah capaian bergengsi bagi Indonesia. Untuk kali pertama tim bola basket putra bisa menempati posisi runner up. Hal yang tentu membanggakan. Lawan Filipina oke lah kami kalah, tetapi hasil kerja keras kami ketika bisa mengalahkan Thailand dan Malaysia itu luar biasa. Mungkin kalau ada videonya atau lihat datanya, bisa dicek sendiri, skor melawan dua negara itu ketat banget.

Perak SEA Games 2001 jadi pelipur lara bagi olahraga permainan beregu Indonesia yang waktu itu kering medali. Kalau tidak salah hanya basket yang bisa meraih medali, sementara cabang olahraga permainan beregu lainnya harus pulang dengan tangan hampa.

Setelah perunggu pada 1999 dan perak pada 2001, ada keinginan meraih emas pada SEA Games 2003. Apa mau di kata, waktu itu saya malah justru tidak bisa bermain untuk Timnas Indonesia. Pelatih mencoret saya karena kondisi kebugaran saya yang belum pulih benar setelah terkena demam berdarah.

Selepas kegagalan Indonesia meraih medali di SEA Games 2003, saya kemudian memiliki kesempatan lagi main di 2007. Sebagai catatan, pada 2005 basket tidak dipertandingkan.

Saya dan teman-teman waktu itu kembali bisa meraih medali perak. Posisi runner up kedua bagi saya dan bagi Timnas Indonesia setelah 2001.

Jika dibandingkan enam tahun sebelumnya, perak 2007 perjuangannya lebih gila-gilaan. Timnas basket terancam tidak diberangkatkan karena mungkin dianggap bukan prioritas dan satu tim ini anggotanya kan banyak sementara medalinya cuma satu.

Timnas Basket harus mengikuti sederet persyaratan untuk bisa pergi ke SEA Games. Syaratnya ada banyak, kami harus bisa meraih target-target di beberapa kejuaraan seperti SEABA, Sister City, dan FIBA Championship.

Runner up di SEABA, juara di Sister City, dan peringkat 12 di FIBA Championship menjadi cerminan perjuangan untuk meyakinkan kalau kami itu benar-benar mampu berjuang mengharumkan nama bangsa.

Tetapi ternyata setelah target-target di berbagai kejuaraan itu terpenuhi masih ada satu syarat lagi yang harus dilewati. Kami harus tes fisik. Sialnya dalam tes fisik, Timnas Basket ini dinyatakan buruk. Salah satu penyebabnya adalah saya. Ketika itu saya dinilai memiliki kondisi fisik terburuk hahaha.

Kemudian kami berusaha keras, tim pelatih pun juga berusaha membuat kondisi fisik saya lebih baik. Hingga akhirnya kami bisa berangkat ke SEA Games dan pulang bawa medali.

Itu salah satu bukti rangkaian kerja keras sebagai tim. Di SEA Games 2007 mungkin saya tidak dominan main karena waktu itu ada Ronny Gunawan, tetapi saya merasa punya sumbangsih besar ketika bisa menjadi juara di Sister City yang sekaligus menjadi target dari KONI sebagai syarat Timnas Basket melaju ke SEA Games.

Karier saya di Timnas cukup panjang, sampai akhirnya tuntas di ajang SEABA 2009 yang berujung medali perak. Lebih kurang 12 tahun, meski tidak beruntun, saya menjadi anggota tim nasional.

Saya rasa itu tidak lepas dari konsistensi saya main di kompetisi basket nasional di beberapa klub. Untuk level nasional, saya punya empat gelar bersama Aspac yang diraih tahun 1995, 1996, 2000, dan 2001. Selain itu ada juga sebuah gelar di level ASEAN bersama klub Indonesia Warriors.

[Gambas:Instagram]

Hampir 20 tahun saya bermain di level profesional, termasuk ketika saya bergabung dengan Aspac, Satria Muda, Citra Satria, Garuda Bandung, dan Indonesia Warriors. Sejarah yang panjang untuk menemukan arti bola basket dalam hidup saya.

Selama hampir satu dekade lebih itu pula saya menemukan kenangan-kenangan manis dan memori yang tak terlupakan. Bertemu berbagai pemain dari berbagai latar belakang. Mereka, teman-teman saya baik senior maupun junior, adalah orang-orang yang saya anggap sebagai sosok-sosok istimewa dan punya kesan tersendiri dalam hidup saya.

Sementara kalau untuk pelatih, saya memiliki kesan tersendiri terhadap pelatih Raoul Miguel dan juru latih dari Filipina David Zamar atau yang lebih dikenal dengan panggilan Boyce. Ketika berada di bawah arahan beliau, saya merasa bisa menampilkan permainan terbaik dan dia bisa memaksimalkan potensi saya. Saya seperti benar-benar bisa dipercaya dalam bermain.

Segala yang saya dapat di olahraga basket ini, sebenarnya adalah buah hasil perjalanan 'singkat' karena saya baru mendalami basket di akhir kelas 2 SMP.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Jaya di Lapangan, Tak Lupa Pendidikan


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :