Jakarta, CNN Indonesia --
Selama Timnas Indonesia ditangani Shin Tae Yong, kalah di kandang masih jadi mitos. Akankah rapor ini terjaga saat jumpa Palestina dan Argentina?
Shin sudah 33 kali memimpin Indonesia bertanding. Dari jumlah itu 10 di antaranya berlangsung di kandang. Hasilnya, Fachruddin Aryanto dan kawan-kawan empat kali imbang dan sisanya menang.
Ini rekor. Menyamai torehan era 1990-an. Setelah kalah 0-3 dari Australia pada 14 Agustus 1992, tim Merah Putih 10 kali menang beruntun di kandang, sebelum diputus Thailand pada 18 Oktober 1998.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode tersebut pula Indonesia mencapai posisi tertinggi dalam ranking FIFA. Indonesia menempati peringkat ke-76 pada 1998, setelah sempat di tangga ke-152 pada 1995.
Jika mengalahkan Palestina di Stadion Utama Gelora Bung Tomo, Surabaya pada Rabu (14/6) malam nanti, Shin akan memahat sejarah baru. Ini akan menjadi patron baru sepak bola nasional.
Akankah hal itu tercipta? Peluang sangat terbuka. Hasil pertandingan melawan Curacao bisa jadi acuan. Negara di Benua Amerika ini peringkatnya jauh di atas Indonesia, tetapi bisa diatasi.
Saat ini Palestina menempati peringkat ke-99 FIFA atau berjarak 50 tangga dengan Indonesia yang berada di urutan ke-149. Namun Palestina jarang bertanding selama 2022 dan 2023.
Palestina hanya melakoni empat pertandingan pada 2022 dan 2023. Pada saat yang sama Indonesia menjalani 17 laga. Meski Palestina tak kalah dalam empat laga itu, jam terbang Indonesia lebih tinggi.
Sejarah pun membuktikan Indonesia unggul atas Palestina. Ukurannya tentu saja tim senior bukan tim kategori usia. Indonesia dan Palestina pernah bentrok pada 22 Agustus 2011.
Dalam duel di Stadion Manahan, Solo itu Indonesia menang 4-1. Empat gol Indonesia dalam duel tersebut dilesakkan Hariono (65), Cristian Gonzales (70), dan Bambang Pamungkas (78 dan 83).
Melihat skuad Timnas Indonesia saat ini Shin sangat berpeluang menciptakan megarekor atau rapor monumental. Memang ada sedikit kendala, tetapi auranya tak mengendur sama sekali.
Bersambung ke halaman berikutnya...
Timnas Indonesia mulai pemusatan latihan melawan Palestina pada 5 Juni. Awalnya hanya delapan pemain berkumpul, namun pada Senin (12/6) akan komplet.
Dari 26 pemain yang dipanggil Shin Tae Yong, hanya Sandy Walsh yang bakal absen. Pemain KV Mechelen itu cedera saat latihan dan harus menjalani pemulihan. Sandy tak akan dipaksakan tampil.
Yang menarik, ada lima debutan dalam skuad yang dipanggil Shin. Lima pemain tersebut adalah Muhammad Reza Arya, Shayne Pattynama, Ivar Jenner, Rafael Struick, dan Sandy Walsh.
Sejatinya, tanpa lima pemain ini, tanpa tendensi mengecilkan, skuad Garuda sudah menjanjikan. Namun hadirnya pemain baru, utamanya Shayne, diyakini kian mengukuhkan permainan Shin.
Pemain Viking FK tersebut dalam kondisi prima. Pada Minggu (11/6) Shayne mengantarkan Viking menang 3-1 atas Sarpsborg. Pemain 24 tahun ini tinggal menyetel chemistry dengan pemain Timnas lainnya.
Jordi pun demikian. Pemain Johor Darul Ta'zim ini dalam kondisi bugar, tidak seperti diisukan. Ia baru membela Johor, sebagai kapten pula, saat melawan Terengganu pada Jumat (9/6).
[Gambas:Photo CNN]
Keprimaan ini berlaku pula untuk Asnawi Mangkualam Bahar dan Pratama Arhan. Keduanya baru tampil di kasta kedua Liga Korea Selatan dan Jepang. Kaki keduanya sudah panas.
Beda halnya dengan Elkan Baggott, Marselino Ferdinan, atau Rafael Struick. Ketiganya memang berkarier di luar negeri, tetapi sudah libur dari kompetisi. Hal sama berlaku untuk pemain Liga Indonesia.
Kendati kondisi pemain tidak semuanya ideal menjelang FIFA Matchday, bukan berarti laga melawan Palestina menjadi sarana Timnas Indonesia pemanasan untuk menghadapi Argentina.
Malahan, bisa dibilang laga melawan Palestina lebih penting dari Argentina. Jika kalah dari Palestina, mentalitas Timnas Indonesia akan anjlok saat jumpa Argentina pada 19 Juni.
Sudah sepantasnya Timnas Indonesia tak berkecil hati menatap Argentina. Status juara dunia Lionel Messi dan kawan-kawan memang menyilaukan, tetapi tak berarti La Albiceleste mustahil dikalahkan.
[Gambas:Video CNN]