Marselino Ferdinan Diuji Ekosistem Belgia, Naik Kelas atau Statis
Performa Marselino Ferdinan di Eropa mulai menarik perhatian. Kendati begitu bakat pemain Timnas Indonesia ini akan benar-benar diuji dengan keras oleh ekosistem unggul Belgia.
Saat ini Marselino membela klub divisi dua Belgia KMSK Deinze. Ini adalah musim keduanya berkiprah di Belgia. Dengan usia yang masih terbilang belia, 18 tahun, Marselino diyakini bisa terus berkembang.
Musim lalu Marselino mendapat empat kali kesempatan tampil. Total menit mainnya adalah 116 dan menyumbang satu gol. Menjelang kompetisi musim ini eks-pemain Persebaya itu diajak pemusatan latihan di Belanda.
Akhir pekan lalu, Minggu (16/7), Marselino menyumbang dua gol saat Deinze melawan FC Groningen. Sayang Deinze kalah 2-5 di laga tersebut karena menurunkan pemain berbeda antara babak pertama dan kedua.
Dua gol tersebut setidaknya bisa jadi sinyal bahwa Marceng, sapaan akrab Marselino, mulai menyatu dengan tim. Jika bisa terus membuat pelatih puas, kans Marselino dapat tempat di tim utama Deinze akan kian terbuka.
EK Scouting, akun pencari bakat Eropa, menilai potensi Marselino di angka 7,6 dari 10. Jika bisa mendapatkan tempat di tim utama Deinze pada musim ini, harga pasar dan kualitas Marselino diyakini akan semakin meningkat.
Digambarkan dalam ulasan EK Scouting bahwa Marselino sosok pemain yang suka terlibat dalam kombinasi operan permainan dan mengontrol bola. Sebagai gelandang Marselino juga disebut suka membantu sistem pertahanan.
Kekuatan utama Marselino, disebutkan EK, adalah luwes saat membawa bola, punya akurasi umpan pendek dan panjang, juga terampil melepaskan diri dari tekanan lawan saat menguasai bola.
Hal ini sering diperlihatkan Marselino saat membela Timnas Indonesia. Dalam pertandingan uji coba melawan Argentina misalnya, Marselino beberapa kali bisa mengecoh dan lepas dari tekanan gelandang dan bek lawan.
Potensi Marselino lainnya yang bisa menjadi nilai tambah adalah tendangan jarak jauh. Gol-gol Marselino, baik saat di Persebaya maupun Timnas, adalah lewat tendangan keras terukur dari luar kotak penalti.
Jika hal ini terus diasah dengan baik dan benar, Marselino bisa menjadi pemain Indonesia pertama (tak termasuk keturunan) yang menembus kompetisi utama Belgia. Asa itu ada, tetapi semuanya tergantung bagaimana Marselino melatih diri.
Baca di halaman selanjutnya>>>