Sebentar lagi, tepatnya 9 September nanti, Marselino Ferdinan akan berusia 19 tahun. Usia ini sering disebut sebagai batas akhir masa pemantauan bakat-bakat muda.
Jika di usia 19 tak terlihat potensi yang sangat besar dan menjanjikan, kans merambah wadah sepak bola dunia akan menyempit. Memang ada kisah sukses setelah gagal di usia 19, tetapi jumlahnya minim.
Pada saat yang sama Marselino akan menjalani musim keduanya di KMSK Deinze. Ini adalah musim krusial setelah musim adaptasi. Tekanan dan tuntutan akan performa Marselino bakal jauh lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisa dibilang ini adalah saat paling pas dan krusial bagi Marselino untuk unjuk kualitas dan kapasitas. Kalau gagal di fase ini, kans untuk merangsek ke jalur lebih besar diprediksi akan jauh lebih sulit.
Kisah Egy Maulana Vikri di Polandia bisa menjadi contoh. Begitu tak bersinar di musim keduanya bersama Lechia Gdansk, potensi Egy yang sebelumnya dianggap besar, luntur dengan sendirinya seperti seleksi alam.
Kiprah Witan Sulaeman pun demikian. Musim keduanya di Eropa, dianggap tak terlalu menjanjikan. Itu sebabnya Witan dipinjamkan Lechia Gdansk ke klub Slovakia, FK Senica dan kemudian AS Trencin.
Kini Witan dan Egy sudah kembali ke dalam negeri. Pilihan yang logis demi masa depan karier. Keduanya terpaksa kembali ke Indonesia demi mendapatkan jam terbang agar kualitas permainan terus terasah.
Marselino mungkin bisa jadi anomali. Untuk itu Marselino harus memperlihatkan etos kerja gigih, melebihi rekan satu timnya yang lain. Sebagai pemain asing, Marselino harus unggul dari bakat lokal.
![]() |
Bakat bawaan Marselino telah terukur. Nilainya sudah akurat. Kini tinggal bakat polesan yang dinanti. Tekad Marselino untuk berkiprah lama di Eropa akan banyak ditentukan dalam setengah musim kompetisi 2023/2024.
Saat klub-klub kasta pertama Belgia mulai melirik Marselino, itu adalah tanda asa. Sebaliknya, jika tim-tim kontestan kasta tertinggi Belgia bergeming, itu sinyal bahaya. Marselino harus siap-siap mengambil langkah lain.
Bisakah Marselino mengembangkan terus kariernya di Eropa? Tak ada yang tahu. Daya juang, tekad bersaing, dan cita-cita sepak bolanya akan benar-benar diuji ekosistem unggul Belgia.
(jun)