ANALISIS

Gengsi yang Harus Dijaga Timnas Indonesia di Piala AFF U-23

Abdul Susila | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2023 07:33 WIB
Timnas Indonesia U-23 yang tidak mematok target apapun menatap Piala AFF U-23 2023 dengan kesiapan yang tak maksimal.
Timnas Indonesia U-23 bersiap tampil di Piala AFF U-23 2023. (REUTERS/CHALINEE THIRASUPA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Timnas Indonesia itu, di semua level usia, ketika tampil dalam ajang Piala AFF tak pernah ingin biasa-biasa saja, meski tak ada target juara yang diminta.

Pemain timnas otomatis terlecut adrenalinnya saat mengenakan seragam berlambang garuda di dada. Intuisi yang sama diusung para pemain Timnas Indonesia U-23 di Piala AFF U-23 2023.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan tak ada target yang dibebankan kepada pemain dalam ajang ini. Namun demikian pemain dan tim pelatih tak berpikir demikian. Sebab, nama bangsa taruhannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Shin Tae Yong sedari awal diminta menangani Garuda Muda di Piala AFF U-23 2023, inginnya mencatat sejarah. Itu pula yang membuat Shin hanya ingin memanggil pemain-pemain yang memang pantas dipanggil.

Pelatih asal Korea Selatan itu sadar risikonya. Memanggil pemain-pemain terbaik U-23 ke Timnas di tengah kompetisi niscaya menimbulkan perlawanan. Shin sadar itu akan terjadi, tetapi tetap dijalani.

Itu mengapa kemudian kembali muncul ketegangan antara klub dan PSSI. Bagi Shin, timnas itu representasi bangsa sehingga tak boleh setengah-setengah. Standar timnas tak boleh diturunkan.

Beruntung tak semua pemilik dan pelatih klub seperti Persija dan PSM. Saat kedua klub memilih tegas tak melepas pemain, klub lainnya dengan kerendahan hati, meski mungkin menggerutu, merelakan pemain ke PSSI.

Bagi pemain, membela timnas itu cita-cita. Bisa dipanggil ke timnas, meski belum tentu main, bangganya luar biasa. Apalagi jika dimainkan pelatih, gairahnya melonjak berkali lipat untuk memberikan yang terbaik.

Atas dasar itu para pemain tak ingin biasa-biasa saja. Meski persiapan singkat dengan segala dinamikanya, target mereka tampil sebaik mungkin hingga akhirnya dinobatkan sebagai yang terbaik.

Sudah begitu ada gengsi yang tak bisa ditawar. Kalah dari Timor Leste, Laos, Kamboja, atau Filipina, adalah aib yang sangat dihindari pemain. Ini karena level Indonesia diyakini jauh di atas negara-negara itu.

Sedangkan melawan Malaysia itu pertaruhan harga diri. Oleh sebab itu emosi pemain sering meletup. Sedangkan melawan tim seperti Thailand dan Vietnam, yang saat ini jadi jagoan ASEAN, jadi tolok ukur kemampuan.

Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>

Saatnya 'Veni Vidi Vici' Diterapkan di Timnas?

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER