Jakarta, CNN Indonesia --
Tim lead panjat tebing Indonesia saat ini tengah memupuk mimpi keluar dari bayang-bayang kesuksesan kategori speed.
Indonesia tidak ingin terlalu 'nyaman' dalam pencapaian tim speed di setiap kejuaraan bergengsi. Mulai November 2020, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) memulai program membentuk tim lead yang solid.
Sukma Lintang Cahyani adalah satu satu anggota tim lead panjat tebing Indonesia. Atlet asal Yogyakarta tersebut mantap memilih nomor lead agar Indonesia bisa memiliki prestasi lain di nomor panjat tebing selain speed.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena Indonesia sudah mencapai juara dunia di speed, sedangkan di lead dan boulder itu belum. Jadi [saya] ingin jadi juara dunia di lead dan boulder," ujar Lintang saat ditemui di Pemusatan Latihan Timnas Panjat Tebing di Hotel Santika, Bekasi.
Sejak 2018, Indonesia mulai mengukir tinta emas dalam Piala Dunia Panjat Tebing IFSC nomor speed. Aspar Jaelolo dan Aries Susanti Rahayu membuat lagu Indonesia Raya berkumandang dalam sejumlah seri Piala Dunia pada lima tahun silam.
Berkat pencapaian Aries Susanti Rahayu juga nama panjat tebing makin menanjak di Tanah Air. Rekor dunia yang dicetak Aries saat juara di Chongqing, China, dengan catatan waktu membuat prestasinya viral. Sejak itu juga panjat tebing, khususnya nomor speed, jadi sorotan.
Setelah 2018 itu Indonesia kerap memiliki wakil dalam meraih medali emas pada seri Piala Dunia Panjat Tebing IFSC nomor speed. Kesuksesan tim speed tampaknya menggugah batin atlet-atlet muda panjat tebing Indonesia untuk mengukir prestasi lain dari nomor lead.
Pemanjat asal Aceh, Musauwir, termasuk yang mempunyai asa mengibarkan Merah Putih di kancah dunia.
"Jadi [saya] lebih tertarik ke lead, karena lebih menantang. Saya dulu sering melihat anak-anak speed lomba, juara," tutur Musauwir.
"Saya pikir kok lead kok gak ada [yang juara] dari Indonesia. Jadi saya ingin mengharumkan nama Indonesia di kategori lead. Bisa juara dunia, juara Olimpiade," kata Musauwir melanjutkan.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Dalam merealisasikan mimpi juara di nomor lead, Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) tidak ingin gegabah. Pelatih Timnas Panjat Tebing Indonesia Hendra Basir mengatakan team lead tengah dibangun dengan target Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat.
Para atlet nomor lead ini direkrut berdasarkan hasil kejuaraan nasional (Kejurnas) 2020. Kualitas mereka dalam memanjat papan lead akan dikembangkan lewat proyek jangka panjang.
Sejak masuk pelatnas pada November 2020, para atlet hanya mendapatkan materi senam, tidak langsung mendapatkan materi memanjat selama tiga bulan. Setelah itu berlanjut pada fase fundamental yang merupakan dasar-dasar spesifik pemanjat: daya tahan dan kekuatan.
Meski demikian atlet yang saat direkrut pada November 2020 masih berusia 15-17 tahun itu tetap memiliki kesempatan tampil di sejumlah ajang internasional.
Pelatih nomor kombinasi Triyanto Budi mengatakan sejak masuk pelatnas pada November 2020 hingga saat ini, empat atlet lead Indonesia: Muhammad Rizki Syahrafli S, Muhammad Ferza Fernanda Abdi, Musawir, dan Sukma Lintang Cahyani total tiga kali berpartisipasi di luar negeri.
Tim lead Indonesia dua kali mengikuti Piala Dunia 2022 di Villars, Swiss dan Chamonix, Prancis, serta Kejuaraan Dunia 2023 di Bern, Swiss.
"Sejak pertama masuk pelatnas sampai saat ini, perkembangan mereka itu termasuk memiliki peningkatan, baik secara fisik maupun teknik memanjat. Dari yang tidak diketahui, saat ini mulai dikenal. Dalam setiap event, anak-anak ini mulai sejajar dengan seniornya," ucap Budi.
Mengingat atlet-atlet lead ini masuk rencana strategis jangka panjang pada Olimpiade 2028, Timnas Panjat Tebing tidak ingin gegabah dengan memberikan beban target.
"Kami tidak membebani mereka target juara [termasuk event di dalam negeri], semampunya mereka saja. Yang kami patok sampai 2028 saja. Paling pada 2026 akan ada evaluasi, lalu di 2025 ada catatan-catatan grade ataupun target-target mereka," tutur Budi.
Pada 2024 nanti FPTI berencana membawa tim lead menjalani pemusatan latihan di Eropa atau Jepang guna meningkatkan kualitas dalam mencapai target di Olimpiade 2028. Skuad lead juga berpeluang dipertahankan atau tidak dirombak hingga tahun depan.
"Kenapa kami fokus di lead? Karena nomor ini yang paling tidak bisa punya potensi untuk bersaing di Olimpiade," kata Hendra.
"Sesuai dengan rencana strategis [Olimpiade] 2028 jadi finalis di Olimpiade, belum medalinya, karena kami tahu posisi Indonesia di mana di kategori ini fokusnya membangun tim yang junior ini di 2028," ucap Hendra menambahkan.
[Gambas:Video CNN]