LIPUTAN KHUSUS

Daya Pikat Panjat Tebing: Prestasi, Diangkat PNS, dan Mudah Kuliah

Surya Sumirat | CNN Indonesia
Rabu, 23 Agu 2023 17:20 WIB
Prestasi panjat tebing yang moncer pada satu dekade belakangan membuat anak-anak muda berpotensi tertarik jadi atlet.
Klub panjat tebing AJCC saat berlatih di pemusatan latihan panjat tebing Indonesia di Bekasi. (CNN Indonesia/Surya Sumirat)

Aspar Jaelolo Climbing Club (AJCC) adalah salah satu media pembinaan atlet panjat tebing yang muncul dari kepopuleran olahraga ini.

AJCC dibangun atlet Timnas Panjat Tebing Aspar Jaelolo bersama istrinya, Mudji Mulyani, pada 2019. Menariknya Aspar dan Mudji membangun AJCC dari kocek sendiri. Setiap hadiah dan bonus yang mereka dapatkan dari panjat tebing disisihkan untuk AJCC.

Mudji mengatakan alasan utama dia dan Aspar mendirikan AJCC adalah berkaca dari pengalaman Aspar sebagai atlet asal Donggala, Sulawesi Tengah, yang merantau ke Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aspar pindah dari Donggala ke Jakarta karena ingin meningkatkan kualitas memanjat setelah menemui keterbatasan di daerah asalnya.

"Dia dari Sulawesi ke Jakarta dan merasakan perjalanan hidup merantau, makanya saat ini dia buat klub AJCC," ujar Mudji kepada CNNIndonesia.com.

Aspar dan Mudji ingin AJCC melahirkan 'Aspar-Aspar baru' bagi panjat tebing Indonesia. Aspar adalah salah satu bintang panjat tebing Indonesia.

Bisa dibilang Aspar jadi salah satu atlet yang paling lama bertahan di Timnas Panjat Tebing. Federasi Panjat Tebing Internasional (IFSC) mencatat rekor penampilan Aspar di internasional sudah ada sejak 2012.

Aspar juga terkenal sebagai atlet timnas dengan penampilan nyentrik yang kerap bergonta-ganti warna rambut. Kendati demikian, dengan penampilan nyentrik itu, atlet 36 tahun ini bisa menorehkan beragam prestasi.

Selain juara Piala Dunia IFSC 2018 di Wujiang China, Aspar juga juara Piala Dunia IFSC 2022 di Jakarta. Lalu meraih medali emas Kejuaraan Asia nomor speed relay dan medali emas Asian Games 2018.

"Itu [AJCC cuma] nama klub saja dan mau bikin rangkaian satu mess atas nama klub untuk bisa dipakai atlet dari daerah manapun. Supaya bisa jadi atlet seperti Aspar, makanya dibikin klub AJCC," tutur Mudji.

Tidak tanggung-tanggung, Aspar dan Mudji tidak saja membuat satu klub. AJJC sudah ada dua, satu terletak di Desa Wani Satu, Donggala, dan satu lagi di Pondok Gede, Bekasi.

"Sebenarnya kalau saya sama Mas Aspar sudah merasakan rasanya jadi atlet. Saya juga dari kalangan menengah ke bawah dan tahu susahnya bagaimana [jadi atlet], kemudian bisa seperti saat ini," tutur Mudji yang juga mantan atlet panjat tebing DKI Jakarta.

Aspar dan Pudji tidak memiliki harapan lain dari pengorbanan besar mereka selain membantu melahirkan bibit-bibit baru atlet panjat tebing Indonesia yang andal.

AJCC disediakan bagi atlet-atlet yang berpotensial. Tidak ada pungutan biaya. Seluruh kebutuhan anak didik ditanggung AJCC: mess, makan, transportasi, termasuk biaya pendidikan.

"Saya dan Mas Aspar mau terbuka saja, siapa tahu bisa membuka rezeki orang juga, lebih ke ingin membantu saja. Kalau masalah dana atau bagaimana, apa yang saya punya dan Mas Aspar itu cukup, mau orangnya banyak atau sedikit," kata Mudji.

"Paling yang tadinya bisa [sering] ke mal, sekarang jadi jarang-jarang," ucap Mudji menambahkan sembari berseloroh.

Mudji menuturkan saat ini minat anak-anak muda menjadi atlet panjat tebing cukup besar. Akan tetapi lantaran kapasitas yang terbatas, AJCC tidak bisa menampung seluruh minat tersebut.

Saat ini untuk AJCC di Bekasi hanya menampung 15 atlet yang terdiri dari 10 putri dan 5 putra. Atlet-atlet muda itu didapat dari berbagai daerah seperti Surabaya, Kalimantan, hingga Riau. Mekanismenya ada yang dititipkan orang tua atau berdasarkan rekomendasi rekan sesama atlet atau pelatih panjat tebing.

"Untuk saat ini memang ada keterbatasan tempat. Kita juga sedang membangun tempat untuk jadi besar lagi, apa yang ada kita olah. Sebenarnya banyak yang mau gabung dengan AJCC, tapi saya dengan Mas Aspar belum punya sarana sendiri, insya Allah mau dibuat semuanya kalau ada rezeki agar yang di Bekasi ada fasilitasnya," ujar Mudji.

Mudji menegaskan di AJCC saat ini murni pembinaan yang dipersiapkan untuk Olimpiade 2028 di Los Angeles, Amerika Serikat. Mudji dan Aspar berharap anak didiknya ada yang bisa masuk pelatnas panjat tebing untuk Olimpiade 2028.

"Kita tidak ada sistem kontrak, lebih ke kebersamaan saja. Saya cuma bilang ke anak-anak, ketika sukses jangan lupa untuk membantu adik-adik di sini. Saya dan Aspar kan sudah menyediakan tempat, [nantinya] tinggal mereka yang bantu," ujar Mudji.



(har/vws)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER