Jakarta, CNN Indonesia --
Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid bercerita soal alasan terjun memimpin panjat tebing Indonesia.
Di era kepengurusan Yenny Wahid ini (2019-2023), panjat tebing Indonesia mencatatkan sejarah untuk kali pertama lolos ke Olimpiade 2024 di Paris, Prancis, melalui Desak Made Rita Kusuma Dewai usai juara di Kejuaraan Dunia 2023 di Bern, Swiss.
Meski demikian, FPTI berharap bisa meloloskan atlet lain, termasuk dari kategori putra, ke Olimpiade Paris. Selanjutnya membidik podium medali, bahkan cetak sejarah meraih emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yenny Wahid pun bertutur soal tantangan dan pencapaian FPTI dalam perkembangan panjat tebing sejauh ini.
Berikut wawancara eksklusif CNNIndonesia.com dengan Ketua Umum PP FPTI Yenny Wahid:
Kenapa pilih panjat tebing?
Nah ini tidak sengaja. Jadi memang ada keterlibatan Indonesia dalam mendorong cabor panjat tebing untuk jadi cabang olahraga Olimpiade, dengan melakukan lobi kepada IOC.
Ini dilakukan oleh ketua umum yang dulu-dulu, namanya Dhohir Farisi, itu suami saya. Jadi sebetulnya dia lah yang duluan jadi ketua umum panjat tebing.
Lalu kemudian dia melakukan lobi, itu kontribusi terbesarnya untuk olahraga panjat tebing di Indonesia, dia melakukan lobi-lobi bersama ibu Rita Subowo waktu itu ketua KONI, waktu itu belum dipisah KONI dengan KOI.
Di situlah saya ketemu para atlet, ketemu dengan para komunitas panjat tebing, dan saya jatuh cinta. Sehingga ketika mereka meminta saya meneruskan, orang namanya sudah jatuh cinta, sudah bucin, oke deh.
Desak Made Rita juara speed putri Kejuaraan Dunia 2023 dan lolos ke Olimpiade 2024. Bagaimana komentarnya?
Terus terang saya terharu sekali. Saya tahu perjuangannya Desak Made Rita untuk mencapai posisi ini, jatuh bangunnya dia. Di banyak pertandingan, misalnya di babak penyisihan dia sudah leading, tahu-tahu di babak final dia tergelincir.
Nah itu saya mengerti sekali. Saya terus terang terharu sekali dan sangat bangga pada Desak Rita, karena dengan kegigihannya dia mengantungi tiket ke Olimpiade.
Setelah mendapatkan satu tiket ke Olimpiade 2024, apa langkah selanjutnya dari FPTI dan Timnas Panjat Tebing demi target lolos dan podium di Olimpiade?
Jadi ada tahapan berikutnya untuk bisa dapat tiket ke Olimpiade, yaitu di Jakarta, Asian Championship. Artinya pemenangnya akan bisa dapat tiket ke Olimpiade.
Kita masih berharap dari situ akan mendapatkan tiket untuk atlet putra, kalaupun kita diberkahi bisa dapat lagi untuk yang putri.
Jadi ini bulan November kita mohon sekali dukungan seluruh masyarakat Indonesia. Karena ini tidak saja pertandingan yang sangat penting dan menentukan tapi ini juga diadakan di Jakarta.
Dengan lolosnya Desak dan dapat tiket Olimpiade, apakah FPTI terbebani sebagai cabang yang bisa mendapatkan medali emas di Olimpiade selain badminton?
Kita tidak terbebani, tapi tersemangati, terpacu terus untuk memastikan betul mengirimkan atlet kita bisa berlaga di Olimpiade. Memang, tantangan pertama adalah mendapatkan tiketnya dahulu, sekarang alhamdulillah sudah dapat satu tiket untuk putri.
Sekarang perjuangan berikutnya adalah tiket untuk putra. Kalau sudah mendapatkan tiket, maka tentu harus digembleng sedemikian rupa lagi untuk memastikan ketika bertanding nanti bisa mendapatkan medali.
Jadi kami tidak melihat ini sebagai sebuah beban, tapi menjadi kesempatan luar biasa, sebuah kehormatan bahwa cabang panjat tebing itu punya potensi mendapatkan medali emas dan memberikan kehormatan untuk Indonesia.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Bagaimana dengan perkembangan panjat tebing sejauh ini?
Alhamdulillah, saat ini perjalanan olahraga panjat tebing cukup menggembirakan. Artinya, ada semangat ada kegigihan dari pengurus membantu para atlet, dan para pegiat panjat tebing untuk terus menorehkan prestasi.
Kita berupaya melakukan pembenahan terus-menerus melakukan strategi ulaqng terus bergerak menata ulang kembali semua strategi yang telah kita miliki, memastikan prestasi para atlet kita bisa semakin terasah bisa semakin baru dan kemudian ada bibit-bibit baru yang kita dapatkan.
Apa tantangan terbesar FPTI dalam pembinaan di semua nomor panjat tebing?
Paling utama tentu pendanaan, karena ini olahraga yang tidak murah dalam artian fasilitasnya harus dibangun. Ini bukan olahraga yang fasilitasnya banyak terbangun di banyak daerah, sehingga pasti persoalan itu jadi persoalan paling utama.
Yang kedua memang ini belum terlalu populer di masyarakat. Kami masih terus melakukan upaya-upaya untuk mempopulerkan olahraga ini.
Tantangan terbesarnya adalah memang kita harus lebih banyak lagi menginvestasikan sumber daya, untuk memastikan bahwa atlet-atlet kita di dua bidang itu lebih baik lagi support sistemnya.
Kalau untuk pembinaan, pendanaan FPTI masih bersumber dari anggaran pemerintah atau bisa mengundang minat swasta?
Pemerintah itu malah masih sebagian kecil. Jadi komunitas panjat tebing ini rata-rata masih swadana, termasuk di pusat kita masih banyak mencari dana-dana di luar pemerintah. Kontribusi swasta besar sekali, terutama dalam penyelenggaraan acara-acara internasional.
Kemudian swadaya dari kita semua dari para pengurus juga sama. Pengurus-pengurus yang ada di FPTI ini tidak dibayar, rata-rata. Mereka betul-betul berkontribusi karena keinginan memajukan panjat tebing.
Kita juga masih mensubsidi untuk pelatih misalnya, karena dari pemerintah anggarannya masih jauh dari maksimal.
Bagaimana upaya FPTI agar panjat tebing bisa jadi cabang populer seperti sepak bola, voli, hingga bulu tangkis?
Keterlibatan swasta jadi mutlak. Keterlibatan swasta itu misalnya bisa dengan membuat lebih banyak lagi fasilitas-fasilitas panjat tebing, di mal-mal, di sekolah-sekolah, di tempat-tempat komunitas, gitu ya. Syukur-syukur bisa di kampung-kampung.
Sehingga kemudian makin menjamur, makin ada minat. Anak-anak kecil itu sebenarnya banyak sekali yang suka panjat tebing. Anak-anak kecil umur 5-6 tahun itu kan suka manjat.
Nah jadi klub-klub manjat itu banyak menjamur, maka akan lebih banyak lagi bibt-bibit baru yang bisa kita ambil. Jadi bisa sudah seperti Brasil misalnya. Di mana-mana orang suka sepak bola, di Argentina juga begitu. Ini kan mimpi kita.
Speed sudah mendunia, bagaimana perkembangan dengan tim lead dan boulder?
Alhamdulillah lead dan boulder mulai menggeliat. Walaupun belum sepenuhnya bisa menorehkan prestasi di tingkat 10 besar misalnya, tapi sudah ada loncatan-loncatan prestasi.
Contohnya Musauwir. Atlet lead kita dulu peringkat 80-an sekarang sudah masuk peringkat 40-an. Jadi loncatannya tidak main-main. Tapi mengharapkan mereka masuk 10 besar memang masih agak lama, atau lima besar katakanlah itu masih butuh waktu. Karena target kita bukan di Olimpiade Paris, tapi di Olimpiade Los Angeles tahun 2028.
Target terbesar yang dicanangkan FPTI saat ini?
Bisa tembus Olimpiade, bisa juara di Olimpiade. Itu target paling utama. Yang kedua membangun lebih banyak prasarana. Beberapa target sudah tercapai.
Jadi banyak, beberapa target sudah tercapai, saya bersyukur sekali. Tapi intinya saya ingin mengakhiri masa kepengurusan ini dengan prestasi yang jelas. Alhamdulillah beberapa target yang saya canangkan dari awal sudah banyak yang tercapai.
[Gambas:Video CNN]