TESTIMONI

Aries Susanti: Spiderwoman Indonesia Pencipta Rekor Dunia

Aries Susanti Rahayu | CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2023 19:16 WIB
Aries Susanti Rahayu memiliki segudang cerita selama menjadi atlet panjat tebing, termasuk saat mendapat julukan spiderwoman ketika viral pada 2018.
Momen ketika Aries Susanti Rahayu memecahkan rekor speed putri dengan catatan 6,99 detik di Xiamen, China. (Dok. IFSC)
Jakarta, CNN Indonesia --

Bisa memecahkan rekor dunia panjat tebing nomor speed putri mungkin jadi salah satu momen yang paling berkesan dalam karier saya sebagai atlet.

Dalam karier saya sebagai atlet, alhamdulillah saya pernah merasakan beberapa gelar juara. Medali emas Kejuaraan Asia 2017 di nomor speed relay (estafet), lalu medali emas Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang nomor speed relay juga.

Di nomor tunggal speed putri Asian Games 2018 juga saya dapat emas, terus empat kali medali emas di Piala Dunia Panjat Tebing speed putri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi saat memecahkan rekor dunia itu yang menurut saya paling berkesan. Waktu itu saya memecahkan rekor speed putri di Piala Dunia IFSC 2019 di Xiamen, China.

Rekor catatan waktu saya saat itu 6,99 detik, mengalahkan pemanjat tuan rumah, Song Yiling.

Kenapa berkesan? Karena itu target kami di tim panjat tebing Indonesia waktu 2018 menargetkan harus ada nih orang Indonesia yang bisa pecah rekor [di tahun 2019].

Kemudian mungkin kalau untuk juara dunia itu disebutnya bisa diraih [siapa saja]. Tapi kalau pecah rekor itu kan mencatatkan nama kita, nama kita tercatat di sejarah.

Ditambah lagi waktu itu saya juga sedang cedera. Saya cedera sendi pada jari telunjuk dan tengah tangan kiri karena over training di Tebing Lembah Harau, Padang, Sumatera Barat.

Karena saat latihan di sana saya sedang persiapan pra kualifikasi Olimpiade 2020. Meskipun kami atlet speed, tetapi untuk Olimpiade 2020 kan yang dipertandingkan kombinasi speed, lead, dan boulder, jadi kami tetap dipaksa harus bisa di lead dan boulder untuk pra kualifikasi Olimpiade itu, makanya latihannya di tebing beneran.

Saat pecah rekor itu perjuangannya memang benar-benar terasa. Yang selalu saya ingat, setiap saya habis memanjat, tangan saya harus direndam di air es biar cepat pulih. Saya baru mengangkat tangan dari rendaman air es sebelum giliran saya memanjat lagi.

Namanya lomba memanjat ini kan terus-terusan, bergantian dari setiap peserta yang lolos. Jadi setiap kali saya habis memanjat dan lolos, tangan saya perlu direndam di air es. Setiap selesai bertanding saya juga harus ke tim medis mengurangi rasa sakit di jari-jari.

Faktor lain yang membuat rekor dunia itu begitu membekas adalah ada kata-kata pelatih saya waktu dulu, Bang Hendra [Basir]. Dia bilang begini: "ini event terakhir. Kalau memang harus kita 'hancurkan' [tangan kita] hancurkan saja dulu."

Istilahnya ya sudah, mau bagaimana pun, jarinya itu nanti setelah kompetisi kita perbaiki jarinya di Indonesia. Hal-hal itu jadi pemicu sendiri bagi saya.

Bisa memecahkan rekor itu di luar ekspektasi saya. Apalagi menjadi atlet perempuan pertama yang bisa mencatatkan waktu di bawah tujuh detik, saat itu.

Kita atlet hanya ingin berlatih bertanding terus juara. Setiap impian atlet pasti inginnya seperti itu. Inginnya mengharumkan Indonesia.

Atlet speed putri Indonesia Aries Susanti Rahayu pecahkan rekor saat juara Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2019 di Xiamen, China.Memecahkan rekor dunia di Piala Dunia IFSC 2019 jadi momen yang paling berkesan bagi Aries Susanti Rahayu. (Dok. IFSC)

Untuk menceritakan seperti apa suasana dan pikiran saya saat itu, saat memanjat dan juara saja agak susah sepertinya. Ha...ha...ha...

Bagaimana ya caranya menceritakan sisi teknis seperti itu? Kalau sudah di climb wall, pokoknya gas saja. Kalau saya pribadi, pokoknya saya manjat menampilkan yang terbaik, bagaimana caranya saya perfect saat memanjat.

Jujur saja saya benar-benar enggak menyangka bisa pecah rekor. Begitu saya memencet bel, setiap atlet panjat nomor speed pasti akan melihat catatan waktu setelah memencet bel. Kan ada lampu hijau dan merah, hijau untuk yang menang, merah untuk yang kalah. Waktu tahu lampu saya hijau rasanya luar biasa.

Pikiran saya kan, posisi tangan saya lagi gak fit. Memanjatnya nothing to lose, lillahi ta'ala. Di setiap event yang saya ikuti pun saya bilang, ya sudah saya harus melakukan yang terbaik, apapun hasilnya itu yang terbaik.

Kalau bisa viral seperti setelah juara dunia di Chongqin pada 2018 dan lain-lain kaya kemarin, itu bonus dari Allah. Seorang atlet itu harusnya seperti itu, kita berlatih kita bertanding.

Baca kelanjutan cerita ini di halaman berikutnya>>>

Pensiun Cepat

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER