TESTIMONI

Aries Susanti: Spiderwoman Indonesia Pencipta Rekor Dunia

Aries Susanti Rahayu | CNN Indonesia
Rabu, 30 Agu 2023 19:16 WIB
Aries Susanti Rahayu memiliki segudang cerita selama menjadi atlet panjat tebing, termasuk saat mendapat julukan spiderwoman ketika viral pada 2018.
Pensiun lebih cepat membuat Aries Susanti Rahayu tidak bisa merasakan tampil di Olimpiade 2024. (AFP/ADEK BERRY)

Saya tidak menyesali harus pensiun lebih cepat. Ada beberapa faktor kenapa saya pensiun pada 2021 lalu.

Pertama, buat saya tidak apa-apa kalau memang harus pensiun, karena saya sempat berpikir, hidup itu kan pilihan.

Yang kedua, juga agar regenerasi khususnya di olahraga panjat tebing Indonesia bisa lebih meningkat, agar juaranya tidak satu-dua orang saja, tetapi menyeluruh. Biar ada regenerasi lagi di panjat tebing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya berharap dengan pensiunnya saya yang lebih cepat ini anak-anak muda juga mulai terpacu. Mungkin bisa dikatakan, kemarin Mba Aries sudah bisa juara dunia pecah rekor, saya juga harus bisa. Nah benak saya inginnya seperti itu.

Kemudian, namanya juga usia, kan perempuan. Memang saya sama pelatih saya dulu Bang Hendra (Basir) masih punya target buat Olimpiade (2024). Cuma karena memang kayaknya saya cukup sampai di sini. Akhirnya saya tetap memutuskan pensiun.

Saya memutuskan kepada Bang Hendra secara baik-baik. Saya berhenti di dunia panjat sebagai atlet, dan saya ingin mencoba berkarier di dunia pelatih, biar ilmu saya gak cuma di bagian atlet saja.

Saya balik ke Grobogan, Jawa Tengah, yang merupakan daerah asal saya. Saya mengajar di sekolah SMAN 1 Grobogan, karena di sini ada kelas khusus olahraga.

Saya ingin menularkan ilmu yang saya dapat di situ. Ini pengabdian saya untuk panjat tebing, terutama untuk daerah saya setelah tidak jadi atlet lagi.

Atlet speed putri Indonesia Aries Susanti Rahayu juara Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2018 mengalahkan Elena Timofeeva di Chongqing, China.Juara Piala Dunia Panjat Tebing IFSC 2018 di Chongqing, China, jadi momen di mana Aries Susanti Rahayu dan panjat tebing terkenal di Indonesia. (IFSC/ForrestLiu)

Dulu, saya itu memulai karier sebagai atlet panjat tebing di kelas 2 SMP. Jadi awal mulanya dulu saya dari SD kelas 4 sampai SMP kelas 2 itu atlet atletik di tingkat kabupaten, jadi juaranya terus.

Lalu saya dikenalkan sama guru saya di SMP, yang saat itu jadi pelatih saya di atletik. Saya disuruh coba olahraga panjat tebing.

Karena waktu itu 2009 mau ada Porprov Jawa Tengah. Jadi saya diminta ikut persiapan di cabang panjat tebing untuk kontingen Kabupaten Grobogan.

Saya akhirnya gabung, coba olahraga panjat pada akhir 2007, coba olahraga ini ternyata suka. Lalu saya merintis, intinya saya sampai harus keluar dari Grobogan biar dapat ilmu lebih.

Keluar dari Grobogan itu saya ke Semarang, latihan, ikut kejuaraan. Dulu kan seperti fasilitas di daerah kan belum mendukung.

Awal-awal saya di panjat tebing ini benar-benar sampai harus berkelana. Lulus SMP itu saya 2010 dan pindah ke Semarang. Itu pun saya dititipkan di pelatihan daerah (pelatda), pelatihan jangka panjang untuk persiapan PON 2012 di Riau.

Saya dititipkan di sana untuk jadi sparring partner, akhirnya saya sekolah juga di Semarang dua tahun.

Saat ikut PON 2012, saya belum dapat hasil apa-apa, namanya anak baru, terus ilmunya masih kurang, gak dapat hasil bagus. Setelah itu berkelana di Jawa Tengah.

Akhirnya bagaimana caranya biar saya betah di panjat tebing, akhirnya coba latihan di Purwokerto, Semarang, Yogyakarta, di Solo juga.

Sampai akhirnya saya masuk pelatnas 2017 setelah (meraih perak) PON 2016 di Jawa Barat. Ke pelatnas juga sama seperti cerita saya masuk pelatda, sparring partner juga awalnya. Saya dilirik sama pelatih Bang Hendra.

Alasan saya ikut seleksi lewat jalur sparring partner, karena saya kan enggak masuk peringkat 10 besar nasional untuk yang bisa ke pelatnas.

Nah akhirnya diakali sama Bang Hendra ada promosi degradasi. Saya ditanya: "Kamu mau gak latihan di Yogyakarta bareng sama anak-anak di pelatnas? Tapi jadi sparring partner."

Indonesia's Susanti Rahayu Aries reacts during the final of the women's speed sport climbing event at the 2018 Asian Games in Palembang on August 23, 2018. (Photo by ADEK BERRY / AFP)Aries Susanti Rahayu kini fokus membina atlet-atlet panjat tebing muda di Grobogan, Jawa Tengah.  (Photo by ADEK BERRY / AFP)

"Intinya biaya sendiri, kita cuma menyediakan tempat latihan bareng." Jadi waktu itu kaya biaya makan dan lainnya ya biaya kantung sendiri.

Dalam program sparring partner itu saya bersama beberapa atlet daerah lain juga. Kebetulan juga karena uang menipis, saya pilih latihannya tektok (pergi-pulang) saja.

Lalu kalau ada event promosi-degradasi kita diundang sama Bang Hendra dua kali, dari dua kali itu kan kelihatan hasilnya. Hasil saya keluar setelah event di Piala Dunia 2017 di Villars, Prancis.

Saya baru bisa masuk ke timnas panjat tebing setelah event di Villars 2017 itu. Dengan saya masuk ke timnas, ada yang terdegradasi. Akhirnya saya menjalani karier di pelatnas dan sampai pensiun.

Alhamdulillah ada berkah tersendiri dari dunia panjat tebing. Pokoknya setelah ikut pelatnas alhamdulillah ada berkah, entah itu ada generasi panjat tebing atau orang awam yang dulunya belum tahu panjat tebing sekarang jadi tahu.

Sekarang regenerasinya juga makin banyak, makin banyak prestasinya pula. Terus, alhamdulillah ada rezeki dari luar pula.



(sry/ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER