ANALISIS

Tim Badminton Indonesia: Sulit di Turnamen Elite

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Senin, 11 Sep 2023 19:15 WIB
Tim Badminton Indonesia tengah dalam situasi sulit lantaran kesulitan memenangkan turnamen-turnamen di level elite.
Fajar/Rian menunjukkan penurunan di paruh akhir 2023. (Arsip PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim Badminton Indonesia gagal meraih gelar di China Open yang merupakan turnamen kategori Super 1000. Kondisi ini menjadi bukti terkini Tim Badminton Indonesia kesulitan saat berlaga di turnamen elite.

Dalam tataran BWF Tour, BWF telah membagi turnamen per kategori. Turnamen level Super 1000 adalah kategori tertinggi di luar major event. Di tahun ini, ada empat turnamen Super 1000 yaitu Malaysia Open, All England, Indonesia Open, dan China Open.

Dari empat turnamen tersebut, alias total 20 gelar yang ada, Indonesia hanya mampu menyabet dua gelar juara. Dua gelar itu semuanya direbut lewat tangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto di ajang Malaysia Open dan All England.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otomatis setelah itu Indonesia berarti puasa gelar di Indonesia Open dan China Open. Selain Fajar/Rian, ada dua wakil lainnya yang mampu menembus final Super 1000 namun jadi runner up yaitu Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (All England) dan Anthony Ginting (Indonesia Open).

Untuk turnamen kategori Super 750 yang merupakan level kedua, peruntungan Indonesia tidak banyak berubah. Dari tiga turnamen yang sudah digelar alias total 15 gelar, Indonesia hanya sanggup meraih satu gelar lewat Ginting di Singapore Open.

Sedangkan di level Super 500, Indonesia juga tak banyak berkutik. Kemenangan Jonatan Christie dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin di Indonesia Masters tidak disusul kemenangan-kemenangan pada turnamen kategori Super 500 berikutnya.

Bahkan untuk level Super 300, Indonesia juga hanya sanggup mengumpulkan tiga gelar lewat Leo/Daniel (Thailand Masters), Gregoria Mariska Tunjung (Spain Masters), dan Chico Aura Dwi Wardoyo (Taipei Open).

Situasi makin terasa bahaya bila melihat bahwa gelar-gelar itu mayoritas didapat pada paruh awal tahun ini alias sebelum Race to Olympics dimulai. Jika menempatkan batas jumlah gelar begitu Race to Olympics dimulai, hanya Ginting (Singapore Open) dan Chico (Taipei Open) yang masuk di dalamnya.

Ditambah Indonesia juga tak dapat gelar di Kejuaraan Dunia, makin lengkaplah sudah situasi krisis yang sedang dialami Indonesia.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Mengasah Kembali Kepercayaan Diri

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER