Rivan Respons Ancaman Sanksi PBVSI: Jangan yang Tak Boleh Main
Pemain Timnas Voli Indonesia Rivan Nurmulki berharap tidak mendapat sanksi tidak boleh main dari PBVSI setelah dianggap bersalah karena bermain di Kapolri Cup 2023 saat tim nasional bermain di Kejuaraan Voli Asia 2023 di Iran bulan lalu.
Rivan dan PBVSI, yang diwakili Dewan Pengawas PP PBVSI Bambang Suedi, melakukan mediasi yang digagas Menpora Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, Jakarta, Senin (11/9).
Dalam mediasi itu pihak PBVSI menyebut Rivan bersalah karena bermain di Kapolri Cup 2023 setelah meminta tidak dipanggil bermain Kejuaraan Voli Asia. Bambang menyebut Rivan tidak bergabung dengan Timnas karena ingin menunggu istri melahirkan dan menjalani sidang kode etik sebagai anggota polisi.
Bambang kemudian mengungkap akan ada sidang kode etik PBVSI untuk Rivan. Bambang mengatakan pemain 28 tahun itu berpeluang dijatuhi sanksi seberat-beratnya larangan bermain untuk tim nasional dan Proliga.
Namun Rivan berharap sanksi yang diberikan PBVSI bukan larangan bermain. Rivan mengatakan bermain voli adalah sumber mata pencarian.
"Enggak ada komunikasi sama sekali, tapi cuma tadi masalahnya itu sih [main di Kapolri Cup]. Ya udah tidak apa-apa. Kalau aku sih tidak apa-apa [kalau disanksi], legowo aja sih," ujar Rivan di Kantor Kemenpora.
"Cuma harapan saya kalau sanksi yang lain lah, jangan yang enggak boleh main. Karena ibaratnya saya kan kerjanya main voli, kalau enggak boleh main voli, bagaimana?" kata Rivan menambahkan.
Terkait keputusannya bermain di Kapolri Cup 2023 bersama tim Kalimantan Timur, Rivan menyebut hal itu dilakukan karena urusan sidang kode etik penghentian sebagai anggota polisi sudah selesai.
PBVSI sendiri sejak awal sudah melarang Rivan untuk bermain di Kapolri Cup 2023 setelah menolak panggilan Timnas Voli Indonesia di Kejuaraan Asia.
"Pas dipanggil PBVSI sempat ada omongan, cuma waktu itu pikiranku teman-teman ada di sana [Iran], saya di dalam negeri, masak tidak boleh main. Ya ada teguran yang di awal itu kayak 'tidak usah main', begitu saja, cuma kan tidak ada alasan. Saya kan kerjanya main voli," ucap Rivan.
"Kalau nama masuk [tim Kaltim] sudah lama, dari awal meeting sudah masuk namanya, cuma awal-awal tidak ikut main karena banyak urusan sidang di Surabaya, terus ada panggilan PBVSI untuk tidak ikut main. Cuma pas kemarin tanggal 15 [Agustus] kan aku sidang selesai. Kebetulan sudah beres, tanggal 16 diajak main, ya sudahlah, saya datang main, habis itu pulang lagi," ujar Rivan.
Bambang sendiri mengatakan PBVSI akan berusaha menggelar sidang kode etik untuk Rivan secepatnya bulan September ini.
"Belum ada sanksi, tapi ada sidang kode etik melalui mediasi lagi di PBVSI. Yang penting kariernya tidak boleh putus, kami sayang dengan dia [Rivan]. Kami berangkatkan tim dulu tanggal 14 September [ke Asian Games], itu tergantung Ketua Umum [PBVSI Imam Sudjarwo], kira-kira bulan ini. Secepatnya agar dia tidak sengsara," ucap Bambang.
(ikw/har)