Saat PSSI dan pemerintah dapat impresi positif atas langkah-langkah yang dilakukan, tidak demikian dengan tim kepelatihan Timnas Indonesia U-17. Tidak sedikit publik meragukan kapasitas mereka.
Saat ini Indonesia U-17 ditangani Bima Sakti bersama Indriyanto Nugroho, Firmansyah, Ilham Romadhona, dan Kurnia Sandy. Mereka adalah pelatih-pelatih muda yang dulunya sempat membela Timnas Indonesia.
Meski belum punya nama beken sebagai pelatih, mereka ini sudah malang melintang di sepak bola usia muda. Namun, yang namanya menangani Timnas, termasuk di usia muda, pencapaian selalu jadi ukuran. Setidaknya itu yang diinginkan sebagian netizen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama masa persiapan dalam dua bulan, Juli dan Agustus, tiga pertandingan internasional digelar. Hasilnya Indonesia U-17 kalah dari Barcelona Juvenil A, Kashima Antlers, dan Korea Selatan U-17.
Pendapat publik, yang itu tergambar di media sosial, permainan Indonesia U-17 dianggap belum meyakinkan. Bukan hanya soal kekalahannya, tetapi permainannya dinilai biasa-biasa saja.
Bagi Bima, Indriyanto, Ilham, Firmansyah, dan Kurnia, ini situasi yang kiranya positif. Tekanan dari publik ini bisa membuat mereka 'melek' bahkan 'melotot' dalam melakukan persiapan.
Mereka ini tentu sudah biasa ditekan saat masih menjadi pemain. Dulu, mungkin, mereka dibela pelatih saat dianggap main jelek, tetapi kini mereka yang menanggung beban kritik bahkan hujatan publik.
Pemusatan latihan di Jerman selama September-Oktober, harus dimanfaatkan Bima dan kawan-kawan dengan maksimal. Prestasi usia muda memang belum dianggap penting, tetapi wajah Indonesia ada di tangan mereka.
Jika bisa meramu skuad Indonesia U-17 hingga tampil solid, indah, determinatif, dan eksplosif, kritik kepada mereka akan berkurang. Ini akan jadi jalan menapaki karier lebih mentereng.
Terlepas dari itu, PSSI harus menggelar kompetisi usia muda. Elite Pro Academy U-15 hingga U-20 harus digelar rutin dengan durasi yang panjang. Inilah jalan sukses sepak bola: kompetisi usia muda.
Karena itu jalan mewah yang dibangun PSSI bersama pemerintah untuk Piala Dunia U-17 2023 ini hanya akan menjadi bayangan kecil. Jalan mewah yang sesungguhnya adalah kompetisi usia muda berjenjang.
(har)