Pada pertandingan babak kedua Timnas Indonesia U-17 melawan Panama pada Senin (13/11), ada hal menarik yang bisa menjadi dorongan magis bagi pemain.
Ketika itu, suara dari tribune penonton menggelegar. Intonasinya ibarat suara Bung Tomo yang sedang berorasi membangkitkan semangat juang warga Surabaya dan sekitarnya.
Yel-yel, nyanyian, salawat, hingga teriakan penonton membuat nyali pemain Panama ciut. Saat pemain Panama menguasai bola, mereka jadi kurang tenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal seperti ini sangat dibutuhkan pemain ketika Indonesia U-17 melawan Maroko, Kamis (16/11). Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan butuh suntikan moral untuk melawan menumpas Maroko.
Saat melawan Ekuador, jumlah penonton yang hadir di GBT tercatat di laporan FIFA, 30.583 orang. Adapun ketika melawan Panama jumlahnya menyusut menjadi 17.239 orang.
Kapasitas maksimal Stadion GBT adalah 45 ribu penonton. Jika kapasitas maksimal itu terisi, bukan tidak mungkin bulu kuduk pemain Maroko merinding dan menciutkan nyalinya.
![]() |
Namun, PSSI harus menjamin pula jamuan di stadion nyaman. Ketersediaan makan dan minuman di lingkaran stadion dikeluhkan suporter. Itu mengacu pengalaman saat pembukaan.
Transportasi yang kacau saat pulang juga membuat enggan masyarakat datang ke stadion. Jika ini teratasi, minat datang akan meningkat.
Terlepas dari itu strategi yang akan diterapkan Bima akan menjadi kunci. Dalam duel papan atas level piala dunia, meski di usia muda, strategi akan menentukan prestasi.
Dua formula yang digunakan Bima tentu saja sudah dipelajari tim pelatih Maroko. Strategi kejutan sangat dibutuhkan Indonesia U-17 agar Maroko tak bisa main optimal.
Bisakah Bima melakukan itu? Kualitas mantan caretaker pelatih Timnas Indonesia ini ada. Apalagi banyak pelatih hebat yang mendukung. Timnas Indonesia U-17 bisa main mengejutkan.
Terpenting adalah ketenangan. Para pemain harus bermain lebih tenang melebihi ketenangan saat bermain melawan Ekuador dan Panama.
Dengan ketenangan yang luar biasa diharapkan tak ada lagi pemandangan pemain Timnas Indonesia U-17 salah kontrol, passing, atau kebingungan dalam mengambil keputusan.