ANALISIS

Gregoria Mariska, Beban yang Tetap Berat dengan Pundak yang Lebih Kuat

Putra Permata Tegar Idaman | CNN Indonesia
Minggu, 19 Nov 2023 17:16 WIB
Sejak jadi juara dunia junior, beban Gregoria Mariska teramat berat. Sejak itu, ia jadi pemain yang diharapkan mengembalikan kejayaan tunggal putri Indonesia.
Gregoria Mariska Tunjung berhasil jadi juara Japan Masters. (Arsip PBSI)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sukses Susy Susanti di era 90-an terus jadi bayang-bayang yang mengiringi perjalanan tunggal putri Indonesia di generasi-generasi setelahnya. Gregoria Mariska Tunjung yang kini jadi wajah utama tunggal putri Indonesia ikut menghadapi beban dan tekanan tersebut.

Setelah Susy Susanti merajai dunia dengan memenangkan Olimpiade, juara dunia, dan All England dalam kariernya, pertanyaan tentang kapan Indonesia memiliki tunggal putri seperti Susy Susanti terus mengemuka ke generasi-generasi setelahnya.

Mia Audina sempat jadi harapan lalu kemudian berpindah ke beberapa generasi kemudian. Pertanyaan yang sama terus diajukan. Walaupun Maria Kristin Yulianti sukses memberikan perunggu Olimpiade dan Linda Wenifanteri sempat merebut perunggu Kejuaraan Dunia, pertanyaan dan harapan terhadap tunggal putri Indonesia untuk mengembalikan kejayaan seperti era Susy Susanti tak pernah mereda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Susy Susanti selalu jadi bentuk jawaban sekaligus bukti penolakan saat ada argumen yang menyatakan 'Indonesia memang kesulitan bersaing di nomor tunggal putri di level dunia'. Susy pernah sukses melakukannya dan momen seperti itu yang diharapkan bisa kembali terulang.

Ketika Gregoria Mariska Tunjung muncul sebagai juara dunia junior, Gregoria lalu jadi pusat harapan, tumpuan, sekaligus penyandang beban. Gelar juara dunia junior jadi pertanda Gregoria Mariska punya kemampuan dan bakat besar untuk mengembalikan pamor tunggal putri Indonesia di level dunia.

Beban itu masih ditambah pada kenyataan bahwa juara dunia junior di beberapa edisi sebelumnya telah sukses besar saat Gregoria jadi juara dunia junior.

Ratchanok Intanon, Nozomi Okuhara, dan Akane Yamaguchi sudah masuk level elite ketika Gregoria juara dunia junior. Alhasil, harapan pada Gregoria pun membumbung makin tinggi.

Belum lagi fakta lainnya bahwa Gregoria mendapat pengawasan langsung dari Susy Susanti yang jadi Kabid Binpres PBSI selama periode 2016-2020. Aroma untuk segera memiliki tunggal putri Indonesia yang tangguh pun makin terasa.

Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>

Pondasi Kuat dari Gelar Japan Masters

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER