Mali U-17 jadi satu-satunya tim 'underdog' di semifinal Piala Dunia U-17 2023 karena tak memiliki sejarah kuat seperti peserta lainnya. Berikut profil Mali U-17.
Timnas Mali U-17 jadi satu-satunya wakil Afrika. Sebab mereka akan bersaing dengan Prancis pada babak empat besar yang akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, Selasa (28/11). Sedangkan di laga lain akan mempertemukan Argentina melawan Jerman.
Tim besutan Soumalia Coulibally itu melaju ke semifinal setelah menang 1-0 atas Maroko di perempat final. Sebelumnya, Mali menumpas Meksiko dengan skor 5-0 di babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di babak penyisihan, Mali menampilkan performa impresif. Mereka jadi tim paling subur di Grup B dengan catatan delapan gol dan hanya dua kali kebobolan. Torehan dua kemenangan dan satu kali kalah membuat Mali finis di posisi kedua grup.
Memperhatikan perjalanan Mali dari awal turnamen, maka dapat terlihat bahwa tim berjuluan Les Aigles atau 'Sang Elang' itu mampu melangkah jauh karena kualitas tim. Padahal, mereka tak memiliki catatan sementereng peserta semifinal lain.
Dalam konteks Piala Dunia U-17, rekam jejak Mali terbilang naik-turun. Mereka pertama kali lolos ke putaran final pada edisi 1997 di India. Debut mereka kala itu cukup menjanjikan dengan finis di perempat final.
![]() |
Tim junior Mali kembali lolos di edisi berikutnya pada 1999 meski terhenti di fase grup. Lalu saat kembali tampil pada 2001, mereka kembali mencapai perempat final.
Mali U-17 sempat absen di Piala Dunia U-17 dalam enam edisi beruntun. Mereka baru tampil lagi pada 2015 dan berhasil melaju ke partai final meski keluar sebagai runner up. Itu pencapaian tertinggi Mali sampai saat ini.
Berikutnya di Piala Dunia U-17 2017, Mali menembus semifinal namun gagal kembali ke final. Lalu di Piala Dunia U-17 2019, Mali gagal lolos dan baru kembali tampil di Piala Dunia U-17 2023.
Jika dibandingkan dengan Prancis U-17 yang jadi lawan di semifinal edisi kali ini, Mali termasuk minor. Sebab Prancis sudah mencatat debut pada 1987 sebelum hiatus di enam edisi. Tetapi saat kembali berlaga di Piala Dunia U-17 2001, Prancis sukses menyabet gelar juara.
Prancis juga jadi langganan peserta dalam tiga edisi Piala Dunia U-17 secara beruntun. Dari perjalanan itu, Prancis selalu lolos ke fase gugur.
Sedangkan Jerman U-17 juga punya sejarah cukup panjang di turnamen junior ini. Jerman pernah satu kali jadi runner up pada 1985, semifinalis pada 1997, kemudian mencapai tempat ketiga pada 2007 dan 2011.
Hal serupa juga dipegang oleh Argentina. Dari 19 edisi Piala Dunia U-17, mereka hanya empat kali gagal lolos ke putaran final. Pencapaian terbaik mereka adalah finis di tempat ketiga sebanyak tiga kali.
Namun dari catatan ini bukan tak mungkin Mali akan membuat kejutan. Pelatih Mali U-17 Soumali Coulibaly bahkan sesumbar bisa mencetak 10 gol ke gawang Prancis.