Jakarta, CNN Indonesia --
Akhirnya jumlah penguasaan bola Timnas Indonesia dalam satu pertandingan tak sampai 30 persen. Itu tercipta saat kalah 1-3 dari Jepang di Piala Asia 2023 (2024).
Dalam laga di Stadion Al Thumama, Doha, pada Rabu (24/1) petang itu, ball possession Indonesia hanya 28 persen. Ini yang terburuk kedua. Yang pertama saat kalah 0-2 dari Argentina.
Namun, saat takluk dari La Albiceleste pada 19 Juni 2023, jumlah salah umpan tim asuhan Shin Tae Yong ini hanya 64. Sedangkan kesalahan umpan saat melawan Jepang mencapai 78.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan atau pressing ketat yang dipraktikkan Samurai Biru membuat skuad Garuda gugup. Rizky Ridho yang biasanya jarang salah umpan, kali ini sepakannya kerap tidak tepat sasaran.
Menit-menit awal dan akhir kembali jadi momok. Gol pertama tercipta lewat penalti pada menit keenam setelah pelanggaran di menit kedua, gol kedua menit ke-53, dan ketiga menit ke-86.
Skema yang diterapkan Shin sejatinya berjalan solid. Pemain tampil disiplin hampir di sepanjang pertandingan. Hanya saja kualitas Jepang terlihat jauh di atas Indonesia.
Justin Hubner yang ditempatkan Shin sebagai bek tengah, tampil garang. Pemain 20 tahun ini banyak mematahkan serangan Jepang. Sayang performa mentereng ini dinodai satu gol bunuh diri.
Pemain Indonesia lainnya yang tampil gemilang adalah Marselino Ferdinan. Pemain 19 tahun ini benar-benar jadi harapan di masa depan. Mentalitasnya unggul dibanding yang lain.
Yang cukup mengherankan adalah keputusan Shin memasang Elkan Baggott sebagai striker. Pemain berposisi bek ini dijadikan ujung tombak pada akhir pertandingan saat tertinggal 0-3.
Ini mengherankan, sebab masih ada beberapa striker yang bisa jadi pilihan, seperti Dendy Sulistyawan atau Hokky Caraka. Ini perjudian paling berani Shin yang terbukti tidak ampuh.
Dari hasil pertandingan ini, nasib Indonesia di Piala Asia tergantung hasil laga grup lainnya. Meski masih ada peluang, tetapi kansnya terbilang sangat kecil. Indonesia sangat mungkin tak lolos ke 16 besar.
Baca lanjutan artikel ini di halaman selanjutnya>>>
Jika akhirnya Timnas Indonesia tak melaju ke babak 16 besar Piala Asia 2023, tetap saja ini sebuah hal yang positif. Banyak prediksi berhasil dipatahkan para pemain.
Sebelum Piala Asia, termasuk prediksi data komputer, menyebut Indonesia akan menjadi bulan-bulanan. Tim Merah Putih tak akan bisa meraih satu kemenangan pun dalam turnamen ke-18 AFC ini.
Namun, kembalinya Indonesia ke Piala Asia setelah 16 tahun absen, cukup bermakna. Indonesia menjadi tim termuda turnamen dengan proyeksi yang terbilang sangat menjanjikan.
Lini pertahanan Indonesia bisa menahan gempuran tim-tim 100 besar Asia. Lini tengah Indonesia juga tak kalah menjanjikan. Hanya lini depan saja yang belum menemukan sosok menggetarkan.
Dibanding wakil ASEAN lain di Piala Asia, utamanya Vietnam dan Malaysia, skuad Indonesia sangat menjanjikan. Hanya skuad Thailand saja yang terlihat tetap solid generasi tua dan mudanya.
Masalahnya, sudah muncul gejolak soal nasib Shin. Ada banyak kalangan yang meminta kontrak Shin diakhiri, namun tak sedikit pula yang berharap kontrak pelatih asal Korea Selatan ini diperpanjang.
Bila kontrak Shin dihentikan setelah Piala Asia, persiapan menuju ajang lainnya akan terganggu. Namun perpecahan sebab kehadiran Shin harus diakhiri pula. Ini harus ditimbang matang PSSI.
 Sandy Walsh dan Jordi Amat menjadi andalan anyar di Timnas Indonesia pada masa kepelatihan Shin Tae Yong. (REUTERS/MOLLY DARLINGTON) |
Terlepas dari itu permainan Indonesia semakin menjanjikan. Berkaca dari performa di Piala Asia 2023, performa Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 bisa terkatrol.
Masih tersisa empat pertandingan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertama kedua menjamu dan tandang melawan Vietnam pada Maret 2024, serta menjamu Irak dan Filipina pada Juni 2024.
Saat ini Indonesia menjadi juru kunci sementara Grup F dengan satu poin hasil imbang dengan Filipina. Sejatinya poin Filipina juga satu, tetapi jumlah kebobolan Indonesia lebih tinggi.
Empat pertandingan ini sekilas akan bisa ditangani Indonesia. Hanya saja perlu kerja ekstra-keras dari semua pemain. Tanpa kerja keras bersama klub, potensi ini bisa terbuang.
[Gambas:Video CNN]