Mantan atlet wushu Indonesia, Achmad Hulaefi, memberi pandangan tentang prospek wushu sebagai cabang olahraga yang lebih merakyat di Tanah Air.
Peraih dua medali emas kejuaraan dunia wushu itu berpendapat, olahraga asal China tersebut sudah jauh lebih inklusif atau dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
"Di sekolah sudah banyak ekstrakuliker wushu, di pesantren juga banyak kegiatan wushu," kata Hulaefi kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indikator perkembangan pesat wushu di Indonesia juga ditunjukkan oleh jumlah turnamen tingkat nasional maupun internasional. Hulaefi menyampaikan, setidaknya atlet wushu saat ini bisa mengikuti empat turnamen bergensi setiap tahunnya.
"Di zaman saya pertandingan itu paling cuma dua kali atau bahkan satu kali. Sekarang bisa tiga sampai empat kali," tuturnya.
Perkembangan pesat itu, menurut Hulaefi, tak lepas dari Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Menurutnya, ajang empat tahunan tingkat Asia itu turut membuat wushu semakin populer di mata masyarakat.
Saat jadi tuan rumah Asian Games 2018, Indonesia meraih total lima medali dengan rincian satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Satu-satunya medali emas diraih oleh Lindswell Kwok dari nomor Taolu Putri.
"Benar [titik balik] di Asian Games 2018, jadi selesai Asian Games itu jadi banyak orang yang nonton wushu dan semakin banyak peminat yang ingin ikut latihan wushu," ucapnya.
"Karena itu sangat bisa wushu ini semakin merakyat karena sudah terbukti semakin banyak orang yang tahu wushu," ujarnya menambahkan.
(ikw/nva)