Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo menyatakan para pebulutangkis kini berada dalam kondisi yang lebih bagus setelah Tim Ad Hoc dibentuk untuk mendampingi persiapan menuju Olimpiade Paris 2024.
Seiring persiapan menuju Olimpiade Paris 2024 yang makin dekat, PBSI membentuk Tim Ad Hoc. Salah satu unsur penting dalam Tim Ad Hoc tersebut adalah kehadiran mentor-mentor yang terdiri dari legenda peraih medali emas Olimpiade.
Dito mengakui bahwa pembentukan Tim Ad Hoc sedikit terlambat. Namun yang terpenting, dalam pantauan Dito, para atlet badminton sudah mulai merasakan dampak positifnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya rasa memang kembali lagi saya sampaikan, pokjanya sedikit terlambat. Tetapi kemarin dari segi persiapan dan monitoring yang sangat komprehensif saya lihat karena sekarang benar-benar secara sport science dipantau."
"Dan saya juga sudah ngobrol dengan para atlet di lapangan dan mereka sangat happy dengan pokja saat ini," ucap Dito di Jakarta, Kamis (29/2).
Dito pun yakin kehadiran Tim Ad Hoc bisa membuat kondisi mental atlet jadi lebih baik dan lebih kuat dalam persiapan menuju Olimpiade.
"Jadi saya rasa, saya yakin, berikutnya ini secara psikologis para atlet saya rasa para atlet sudah mendapatkan suport mental yang lebih baik."
"Kita sedang kebut juga unuk persiapan olimpiade dan kita nantikan saja hasilnya. Dengan berbagai dukungan dari Pokja PBSI maupun Kemenpora, ini bisa mencapai harapan yang diinginkan," kata Dito.
Cabor badminton kembali jadi cabor yang diharapkan bisa memberikan medali emas untuk kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024.
Mentor yang ikut turun ke lapangan membantu persiapan Tim Badminton Indonesia adalah Taufik Hidayat, Susy Susanti, Candra Wijaya, Greysia Polii, Tontowi Ahmad, dan Liliyana Natsir.