Sejatinya kontrak Shin Tae Yong di Timnas Indonesia sudah kedaluwarsa per Desember 2023. Namun PSSI menambah durasi enam bulan atau hingga Juni 2024.
Dalam perpanjang sementara itu, PSSI yang dikomando Erick Thohir memberi dua target: lolos babak grup Piala Asia 2023 dan lolos babak grup Piala Asia U-23 2024. Keduanya sudah tercapai.
Erick mengatakan, kontrak Shin akan diperpanjang hingga 2027 jika dua target itu tercapai. Kini, PSSI tinggal memenuhi janjinya dan tergantung Shin apakah masih ingin bertahan atau hengkang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perpanjangan kontrak tentu mudah saja, asal ada kesepakatan dari dua belah pihak, PSSI dan Shin. Namun berarti pula ada kesepakatan-kesepakatan baru yang harus ditandatangani.
Beberapa di antaranya, dan ini kiranya paling krusial, adalah besaran harga kontrak baru yang ditawarkan dan diinginkan Shin, serta target yang harus dicapai hingga 2027 nanti.
Mengacu pernyataan Ketua Umum PSSI sebelumnya, Mochamad Iriawan, Shin dibanderol sekitar Rp1,1 miliar per bulan atau setara Rp13,2 miliar per tahun. Jika diperpanjang, angkanya pasti naik.
Lantas apa target yang musti dicapai? PSSI belum membeberkannya, tetapi ada beberapa ajang yang akan diikuti Indonesia hingga 2027. Dan, Piala AFF 2024 adalah yang terdekat.
Shin sendiri sudah dua kali memimpin Indonesia dalam kejuaraan tertinggi kawasan ASEAN tersebut. Hasilnya kalah di final pada edisi 2020 dan hanya sampai semifinal pada edisi 2022.
Kebetulan pula Indonesia belum pernah meraih gelar juara Piala AFF. Sejak bergulir pertama kali pada 1996, pencapaian terbaik Indonesia adalah jadi finalis atau hanya runner up.
Dengan performa Timnas selama 2024, utamanya di level senior dan U-23, tak ada alasan untuk tidak meraih gelar juara Piala AFF. Mungkin Piala AFF tidak bergengsi, tetapi PSSI butuh legitimasi.
Bisa juga PSSI menarget lolos Piala Dunia 2026 dan target lebih tinggi di Piala Asia 2027, Asian Games, dan ajang kategori usia lainnya. Untuk itu, kontrak baru perlu disepakati.