Di atas kertas bila berbicara dari segi peringkat, lima wakil Indonesia yang diturunkan di laga final Uber Cup punya peringkat lebih rendah dibanding wakil yang dimainkan oleh China.
Keempat pemain tunggal China di Uber Cup 2024 masuk 10 besar, begitu juga tiga pasang ganda mereka. Dari segi materi tim, China di Uber Cup 2024 punya materi tim paling mentereng dibanding pemain-pemain lainnya.
Hal tersebut menegaskan China memang selalu punya tim untuk mendominasi persaingan di Uber Cup. Tak heran jika China adalah negara dengan gelar juara Piala Uber terbanyak yaitu 15 gelar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 1998, dari 13 edisi Uber Cup diselenggarakan, China merebut 10 gelar juara. Ada tiga momen mereka gagal juara yaitu di 2010, 2018, dan 2022.
Dari tiga edisi tersebut, ada sebuah kesamaan yaitu tim-tim yang mengalahkan China bisa memberikan kejutan di dua partai awal. Di 2010, Korea Selatan merebut dua partai awal dan akhirnya menang 3-1.
Pada edisi 2018 dan 2022, saat generasi Chen Yufei dan Chen/Jia sudah berlaga, China juga mengalami hal yang nyaris sama. Di 2018, China kalah di babak semifinal dari Thailand setelah Chen Yufei kalah dari Ratchanok Intanon di partai pembuka. Setelah laga berlanjut hingga partai kelima, Thailand bisa menang lewat Busanan Ongbamrungphan.
Di Uber Cup 2022, giliran Chen/Jia yang kalah di partai kedua menghadapi Lee So Hee/Shin Seung Chan. Korea akhirnya bisa mengalahkan China dengan skor 3-2 lewat kemenangan Sim Yu Jin di partai kelima.
Indonesia, di atas kertas, jelas dalam posisi yang tidak diunggulkan dalam laga lawan China. Namun Indonesia punya modal kuat untuk memberikan kejutan sekaligus menyelesaikan perjalanan luar biasa di Chengdu dengan gelar juara.
Kuncinya ada di dua partai awal. China di Uber Cup 2024 ini, seperti edisi-edisi sebelumnya, benar-benar dimotori oleh Chen Yufei dan Chen/Jia.
Bila Indonesia bisa memberikan kejutan di awal, China bakal merasakan tekanan tambahan. Terlebih, mereka selalu menang 3-0 dalam perjalanan menuju final sehingga wakil keempat dan kelima mereka belum punya adaptasi yang cukup terhadap atmosfer kompetisi di Uber Cup 2024.
Sebaliknya, pemain-pemain Indonesia punya bekal jam terbang dan atmosfer yang cukup menghadapi laga-laga sulit sepanjang gelaran Uber Cup 2024.
Karena itu, harapan tentu ada pada diri Gregoria, Fadia/Ribka, dan Ester. Bila ketiga pemain tersebut bisa memperpanjang durasi laga, kemungkinan untuk menghadirkan kejutan untuk China tetap terbuka.
Gregoria tampil gemilang di Uber Cup 2024. Tekadnya untuk tampil sebagai ujung tombak yang bisa diandalkan mampu dibuktikan di lapangan. Setiap laga yang dimainkan Gregoria selalu berujung kemenangan.
Hal serupa juga terjadi pada Ester. Ester mampu menjawab kepercayaan tim pelatih yang menempatkannya sebagai tunggal kedua. Ester selalu menyumbang angka pada duel berat lawan Thailand dan Korea Selatan.
China memang unggul segalanya, termasuk nantinya dalam hal dukungan penonton di arena, namun satu hal yang harus dipercaya, bahwa babak final sebelum dimulai selalu menghadirkan dua kemungkinan yaitu kemenangan dan kekalahan. Selama pertandingan berjalan, selama itu pula perjuangan untuk merebut kemenangan layak untuk terus digelorakan.