UEFA mencatat, pemain Inggris dengan daya dobrak paling tinggi adalah Harry Kane. Ia punya 15 peluang, dengan rincian empat kali akurat, empat kali melenceng, dan tujuh kali diblok.
Torehan Kane ini di bawah Cristiano Ronaldo yang punya 23 peluang, Kylian Mbappe dengan 20 peluang, Kei Harvest punya 19 peluang, dan Memphis Depay dengan 18 peluang.
Dalam urusan serangan ini, tak ada pemain Inggris yang menonjol. Buktinya tak ada pemain Inggris dengan statistik yang masuk 10 besar pemberi kontribusi besar dalam permainan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini berbeda dengan urusan pertahanan. Marc Guehi dan Declan Rice masuk daftar pemain dengan aksi bertahan paling menonjol. Keduanya piawai dalam urusan pemulihan bola atau merebut permainan.
Oleh sebab itu tak mengherankan banyak kalangan menyebut Kane menggendong Southgate di Inggris dan bukan sebaliknya. Seolah-olah, Southgate sama sekali tak punya tuah.
Namun, kecerdikan Southgate sejatinya cukup menonjol selama Euro 2024. Pergantian pemain yang dilakukan mantan pelatih Middlesbrough FC terbilang moncer.
Saat lawan Slovakia misalnya, masuknya Ivan Toney menggantikan Phil Foden, jadi salah satu kunci sukses. Sundulan assistnya membuat Kane mencetak gol kemenangan tim.
Begitu juga dengan laga melawan Swiss, pergantian yang dilakukan Southgate membuat permainan Inggris makin garang. Ini bukan kebetulan, tetapi rencana yang matang.
Mengganti pemain-pemain bintang, yang biasanya sulit dilakukan dalam laga-laga penting, seperti menggantikan Jude Bellingham, malah jadi jalan keberuntungan bagi Inggris.
Formula ini pula yang membuat Inggris dalam asuhan Southgate bisa menembus final Euro 2020, semifinal Piala Dunia 2022, dan kali ini ke semifinal Euro 2024.
Apakah ada kejutan lagi yang akan dilakukan Southgate saat bertemu Belanda? Pria yang sering diledek sebagai guru jasmani ini tegas menyatakan belum kehabisan ide brilian.