Angkat besi adalah salah satu cabor yang pertama kali diikuti Indonesia di Olimpiade. Momen itu terjadi pada Olimpiade 1952 di Helsinki.
Menjadi langganan peserta di Olimpiade, panjat tebing jadi lumbung medali selain bulutangkis. Namun butuh penantian lama untuk mencetak sejarah di cabor ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah 67 tahun, akhirnya angkat besi meraih emas untuk pertama kalinya di Olimpiade. Rizki Juniansyah jadi atlet yang menorehkan sejarah tersebut dari nomor 73 kilogram.
Selain mencetak sejarah sebagai atlet angkat besi pertama yang meraih emas Olimpiade, Rizki Juniansyah juga jadi atlet termuda penyabet emas Olimpiade.
Atlet kelahiran 17 Juni 2003 itu berusia 21 tahun 1 bulan saat meraih emas Olimpiade. Ia memecahkan rekor yang sudah bertahan 32 tahun.
Sebelumnya, Susy Susanti adalah atlet termuda peraih medali emas Olimpiade dengan usia 21 tahun 5 bulan ketika jadi juara di nomor tunggal putri Olimpiade 1992.
Gregoria Mariska Tunjung mengakhiri penantian 16 tahun tunggal putri Indonesia meraih medali di Olimpiade. Jorji menjadi tunggal putri pertama sejak Maria Kristin Yulianti di Olimpiade 2008 Beijing yang mampu meraih medali.
Gregoria juga menambah panjang daftar tunggal putri peraih medali Olimpiade 2024. Hal itu terjadi setelah atlet 25 tahun tersebut meraih perunggu di Paris 2024.
Gregoria jadi tunggal putri keempat Indonesia yang mampu mempersembahkan medali Olimpiade. Ia mengikuti jejak Susy Susanti (emas Olimipade 1992 dan perunggu Olimpiade 1996), Mia Audina (perak Olimpiade 1996), dan Maria Kristin Yulianti (perunggu Olimpiade 2008)
Rizki Juniansyah bukan hanya merebut emas bersejarah. Lifter 21 tahun itu juga sukses mencetak rekor Olimpiade untuk angkatan clean and jerk nomor 73 kilogram putra.
Rekor itu tercipta saat Rizki melakukan angkatan kedua dengan berat 199 kilogram.
(ikw/har)