Pengamat Ungkap PR Target Indonesia Masuk Lima Besar Olimpiade 2024

CNN Indonesia
Senin, 12 Agu 2024 20:12 WIB
Ada banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan Indonesia untuk memenuhi target peringkat kelima pada Olimpiade 2044.
Butuh upaya serius dan kerja keras untuk mengibarkan merah putih di pentas besar seperti Olimpiade. (AFP/JONATHAN NACKSTRAND)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pengamat olahraga nasional Djoko Pekik Irianto memberi pendapat tentang mimpi Indonesia mengejar target tembus peringkat lima besar di Olimpiade 2044.

Target tersebut pernah dicanangkan dalam Rapat Pelaksanaan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) pada dua tahun lalu.

Berkaca dari klasemen medali Olimpiade 2024, peringkat lima besar setidaknya butuh 16 medali emas. Posisi itu kini ditempati oleh tuan rumah Prancis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Djoko, target finis lima besar bukan isapan jempol belaka. Ada beberapa aspek yang mesti jadi fokus untuk mencapai titik tersebut.

"Salah satu indikator peningkatan adalah jumlah atlet Indonesia yang lolos. Olimpiade 2012 ada 22 atlet, Olimpiade 2016 ada 28 atlet, Olimpiade 2020 ada 28 dan sekarang 29 atlet. Dari jumlah atlet belum menggembirakan," kata Djoko kepada CNNIndonesia.com, Senin (12/8).

"Yang harus disiapkan adalah bagaimana ekstra usaha di pra-kualifikasi Olimpiade. Kita tidak bisa ikut Olimpiade kalau tidak lolos kualifikasi," ia menambahkan.

Ia menyoroti soal cabor yang jadi lumbung medali seperti atletik, renang, menembak, dan panahan. Menurutnya, Indonesia perlu menjadikan olahraga individual dengan banyak nomor lomba di Olimpiade sebagai prioritas jika ingin memenuhi ambisi besar sebagai raksasa lima besar.

"Atletik itu bisa ada 46 nomor lomba. Jumlah yang banyak juga ada pada renang, menembak, dan panahan. Itu harus didorong tanpa mengecilkan yang lain. Cabor-cabor itu harus efisien agar bisa mendunia. Di Paris, Indonesia hanya mengirim satu atlet di atletik dan itu dari wildcard," ucapnya.

Untuk mendukung target lima besar tersebut, Djoko juga berharap aspek lain seperti sarana-prasarana, kualitas SDM pelatih, dan penerapan sport sciences wajib berstandar dunia.

"Kalau kita bicara tentang atlet kelas dunia, maka semua kebutuhan juga harus kelas dunia baik kompetisi, sarana prasarana, SDM pelatih, sport sciences itu harus level dunia," ujar dia.

Lebih lanjut, Djoko berpendapat torehan dua medali dari angkat besi dan panjat tebing merupakan titik balik bagi Indonesia untuk meningkatkan perolehan medali dalam edisi Olimpiade berikutnya. Menurutnya, ini merupakan bukti bahwa Indonesia mampu berprestasi tanpa menjadikan satu cabang olahraga sebagai tulang punggung medali emas.

"Ini momentum yang harus dibanggakan meski [target] peringkatnya belum tercapai. Ini harus membuka pandangan mata untuk semua cabang olahraga bahwa kita mampu secara sungguh-sungguh. Angkat besi dan panjat tebing bisa dan artinya cabang lain juga bisa," katanya.

[Gambas:Video CNN]

(ikw/nva)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER