ANALISIS

Angan-angan Tembus 5 Besar di Olimpiade 2044, Jangan Cuma Ingin-ingin

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Rabu, 14 Agu 2024 06:40 WIB
Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengusung target tembus peringkat lima besar dalam perolehan medali Olimpiade 2044.
Lifter Indonesia Rizki Juniansyah raih medali emas Olimpiade Paris 2024. (REUTERS/Amanda Perobelli)

Indonesia harus benar-benar fokus dalam cabor yang dipertandingkan di Olimpiade jika ingin menambah jumlah medali. Sebenarnya, langkah awal sudah dilakukan saat gaungan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) pada 2021 lalu.

DBON diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 tahun 2021. Terdapat 14 cabang olahraga prioritas yakni bulutangkis, angkat besi, panjat tebing, panahan, menembak, wushu, karate, taekwondo, balap sepeda, atletik, renang, dayung, senam artistik, dan pencak silat.

Dari 14 cabor prioritas itu, sebanyak 11 di antaranya dilombakan di Olimpiade 2024. Ada delapan cabor yang diwakili Indonesia di Olimpiade masuk dalam koridor DBON.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya masih ada lubang menyangkut hal ini. Indonesia belum bisa bicara banyak lantaran tanpa medali di atletik dan renang padahal dua cabor itu adalah lumbung medali Olimpiade.

Indonesia mengirim satu orang untuk atletik yakni Lalu Muhammad Zohri. Kemudian di renang, diwakili oleh Joe Aditya dan Azzahra Permatahani. Mereka lolos dari kuota Universality Place.

Kuota universality places atau unqualified athletes merupakan salah satu sistem kualifikasi yang diterapkan federasi olahraga internasional untuk mengizinkan NOC masing-masing negara yang gagal meloloskan atletnya ke salah satu cabang olahraga Olimpiade, untuk mengajukan satu atlet putra dan putri peringkat tertinggi agar tampil di Paris.

Secara angka sebenarnya Zohri tidak lolos Olimpiade karena belum bisa finis di bawah 10 detik pada kualifikasi. Ini perlu jadi evaluasi bahwa Olimpiade tak berdiri sendiri karena ada turnamen-turnamen yang menyertainya.

Kualifikasi Olimpiade adalah gerbang utama menuju panggung pesta olahraga dunia. Sebelum kualifikasi pun ada turnamen-turnamen yang perlu diikuti untuk membentuk kesiapan seorang atlet, atau bahkan menyatu sebagai kualifikasi itu sendiri.

Di turnamen-turnamen pra-Olimpiade itu lah yang perlu turut jadi perhatian, terlebih untuk cabor Olimpiade potensial sebagai lumbung medali seperti atletik dan renang.

Anggaran rata-rata Rp2 triliun untuk Kemenpora per tahun semestinya bisa lebih dimaksimalkan untuk olahraga Olimpiade. Terutama setelah ada cabor 'baru' yang mendapatkan emas di Olimpiade 2024.

Lolos ke Olimpiade memang sebuah pencapaian membanggakan bagi atlet Indonesia. Namun jika ingin bicara soal prestasi apalagi target sarat ambisi untuk tembus lima besar, sebatas tampil di Olimpiade belum cukup. Cita-cita besar harus dibarengi dengan kerja keras berbagai pihak.

(jun)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER