Dalam bursa pertandingan, Timnas Indonesia sama sekali tak diunggulkan. Ini karena peringkat FIFA Arab Saudi dan Timnas Indonesia begitu jomplang, 56 berbanding 133.
Sebagai langganan wakil Asia di Piala Dunia, Arab Saudi memang punya segalanya untuk unggul. Namun performa tim asuhan Roberto Mancini ini tak begitu mentereng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu buktinya, Thailand bisa menahan mereka 0-0 di kandang pada 25 Januari 2024. Jika Thailand bisa meraih satu poin di Riyadh, artinya juga Indonesia punya peluang.
Agar itu terwujud, tentu saja sisi pertahanan Indonesia harus kukuh dan ekstra disiplin. Jika tampil kurang solid, gawang tim Merah Putih akan jadi sasaran empuk Arab.
Selama 2024, bahkan sejak 2023, Indonesia sudah menanggalkan pola parkir bus. Walau kadang pragmatis, Shin tak pernah benar-benar bermain dengan strategi negatif.
Saat tampil di Piala Asia 2023 (2024) misalnya, Indonesia main terbuka. Walau akhirnya kalah dari Irak, Jepang, Australia, Indonesia main terbuka, menekan, dan menyerang.
Strategi parkir bus terakhir kali dikonstruksi Shin di Piala AFF 2020 (2021). Setelah Piala AFF, Shin meninggalkan gaya negatif ini karena tak cocok dengan Indonesia.
Karenanya pula Shin sepertinya tak akan memakai parkir bus demi mengais poin atas Arab Saudi. Dengan komposisi pemain yang ada saat ini, tak pantas pula Indonesia main negatif.
Hadirnya Thom Haye, Ivar Jenner, Ragnar Oratmangoen, Calvin Verdonk, juga Yakob Sayuri, yang suka bermain menyerang, mau tak mau membuat Shin menyiapkan skema menyerang.
Soal apakah nantinya memakai skema 4-5-1 atau 3-5-2 atau 3-4-3, hanya soal teknis di ruang ganti. Sebaliknya filosofi permainan yang akan menentukan gaya main yang akan dipraktikkan.
Yang pasti, Indonesia sudah identik sebagai tim menyerang pada 2024 ini. Tak peduli siapa lawannya, Indonesia tetap melawan, menekan. Bukan pasrah. Jadi, parkir bus kiranya bukan opsi.
(jal)