3. Menerapkan Konsep Street Circuit
Sirkuit Mandalika mengadopsi konsep inovatif sirkuit jalanan. Konsep ini membawa dimensi baru dalam dunia balap motor, menggabungkan fungsi arena balap dengan ruang publik yang dinamis.
Secara teknis, 'sirkuit jalanan' mengacu pada fleksibilitas penggunaan area sirkuit. Di luar musim balapan, kompleks sirkuit bertransformasi menjadi destinasi wisata yang menarik. Masyarakat umum dapat memanfaatkan area di sekitar lintasan untuk berbagai aktivitas rekreasi, seperti joging, lari santai, atau sekadar menikmati panorama sekitar yang menakjubkan. Namun, perlu dicatat bahwa lintasan utama tetap menjadi area terlarang bagi publik dan dilengkapi dengan sistem keamanan yang ketat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep unik ini membuka peluang bagi wisatawan yang berkunjung ke Lombok untuk pengalaman berbeda. Bahkan di luar jadwal event balap, pengunjung dapat menjelajahi Pertamina Mandalika International Street Circuit, mengagumi arsitektur sirkuit yang megah, dan menikmati suasana sekitarnya. Kombinasi antara fasilitas balap kelas dunia dan area wisata publik ini menciptakan daya tarik tersendiri, menjadikan sirkuit Mandalika sebagai destinasi yang menarik sepanjang tahun.
4. Teknologi Aspal Terbaru
Dalam upaya memenuhi standar kompetisi balap kelas dunia seperti MotoGP, ITDC mengimplementasikan teknologi aspal mutakhir di Sirkuit Internasional Pertamina Mandalika. Sebagai bagian integral dari pengembangan sirkuit, lapisan ketiga konstruksi jalan dilapisi dengan aspal damar batu (stone mastic asphalt/SMA), sebuah inovasi terkini dalam teknologi permukaan jalan.
SMA merupakan campuran aspal canggih yang diaplikasikan sebagai lapisan permukaan teratas. Teknologi ini diklaim mampu meningkatkan kekuatan struktur permukaan lintasan secara signifikan, berkat prinsip kontak batu-ke-batu yang diterapkan.
SMA dinilai memiliki penetrasi (PG) yang sangat tinggi, mencapai PG 82. Campuran aspal jenis ini tergolong baru, lantaran baru diperkenalkan pada tahun 2014-2015. Akibatnya, belum banyak sirkuit di dunia yang mengadopsi teknologi ini. Namun, beberapa sirkuit ternama telah menggunakan aspal jenis ini, termasuk Sirkuit Silverstone di Inggris, Sirkuit Dubai di Uni Emirat Arab, dan Sirkuit Phillip Island di Australia. Penggunaan teknologi ini menempatkan Sirkuit Mandalika sejajar dengan fasilitas balap terkemuka di dunia.
![]() |
5. Memadukan Motif Tenun yang Unik
Sirkuit Mandalika tidak hanya unggul dalam aspek teknis, tetapi juga memadukan unsur budaya lokal secara kreatif. MGPA dengan cermat mengintegrasikan aksen tradisional pada permukaan lintasan, khususnya motif Subahnale, sebuah corak tenun khas Suku Sasak dari Pulau Lombok.
Pengunjung dapat melihat motif unik ini di area run-off atau aspal luar pada tikungan ke-15 dan ke-16 sirkuit. Corak itu menciptakan perpaduan menarik antara teknologi modern dan warisan budaya.
Subahnale, yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, sebenarnya berasal dari kata Arab 'Subhanallah' yang berarti 'Segala puji bagi Allah' dalam bahasa Sasak. Nama ini memiliki sejarah menarik, konon berasal dari kebiasaan para penenun wanita setempat yang terus-menerus mengucapkan 'Subhanallah' saat menenun pola rumit ini, mencerminkan hubungan erat antara seni tenun dan spiritualitas masyarakat lokal.
Pakaian adat Subahnale dikenal karena tingkat kerumitannya yang tinggi. Proses pembuatannya dilakukan secara manual menggunakan alat tenun tradisional dan benang alami dari berbagai tumbuhan lokal seperti kapur sirih, daun nila, daun tarum, akar pohon, kulit kayu, dan serabut kelapa. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama, hasil akhirnya adalah karya seni tekstil yang luar biasa indah, mencerminkan kekayaan budaya dan keahlian para pengrajin Lombok.