Tim asuhan Indra Sjafri disebut Shin Tae Yong, pelatih Timnas Indonesia, belum cukup kuat untuk bisa bersaing di pentas Asia.
Itu diucapkan Shin seusai laga Indonesia U-20 kontra Yaman U-20 di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, dalam Kualifikasi Piala Asia U-20 2025, Minggu (29/9) malam.
"Kalau kita lolos ke Asia, pastinya dibutuhkan pemain-pemain yang postur tubuhnya tinggi dan baik karena dibutuhkan pemain pemain dengan power bagus," kata Shin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra mengakui bahwa tim asuhannya masih membutuhkan tambahan kualitas. Bukan sebatas tambahan pemain keturunan atau naturalisasi, tetapi juga talenta-talenta kuat.
"Mungkin tepatnya kita butuh pemain yang lebih berkualitas, apakah dia keturunan atau bukan," kata Indra di jumpa pers, menanggapi analisis Shin yang menonton langsung di Madya.
Ini bukan konfrontasi. Ini hanya realitas sudut pandang. Shin sebagai pelatih tim senior memberikan pandangan atas kinerja tim kategori usia yang diasuh Indra.
Pertanyaan muncul, benarkah Garuda Nusantara akan sulit bersaing jika hanya mengandalkan skuad yang ada saat ini? Jika permainan melawan Yaman tolok ukurnya, ada benarnya.
Sisi sayap Indonesia, baik bek sayap maupun winger, seperti kurang bertenaga. Hanya Dony Tri Pamungkas yang punya nilai plus dalam bertahan dan menyerang.
Sisanya, seperti Muhammad Mufli Hidayat, Arlyansyah Abdulmanan, Riski Aprisal, hingga Figo Dennis Saputrananto, agak kepayahan saat berhadapan pemain Yaman.
Begitu pula dengan lini tengah. Tak ada sosok 'cerdik cendikia' yang lihai mengatur irama permainan. Indra belum menemukan seorang dirigen yang berani dan mumpuni.
Lini pertahanan Indonesia juga dianggap kurang berisi. Postur tubuh pemain dinilai belum ideal. Dalam hal kegesitan, hanya Kadek Arel Priyatna yang tampak menonjol.
Baca di halaman berikutnya>>>