Pakem pertahanan Timnas Indonesia pada era Shin Tae Yong adalah tiga bek sejajar. Formasi ini membuahkan enam poin dari enam pertandingan.
Rupanya Patrick Kluivert kurang cocok dengan pola tiga bek tersebut. Pria 48 tahun lantas merekonstruksi sisi pertahanan saat jumpa Australia.
Bukan hanya soal formasi tiga atau empat bek, tetapi juga pemain yang dipilih. Pakem Rizky Ridho dan Jay Idzes sebagai bek utama dirombak Kluivert.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan pemain Barcelona dan AC Milan ini lebih memilih Mees Hilgers sebagai pendamping Idzes. Komposisi ini terlihat sangar, tetapi ternyata rapuh.
Gaya bermain Idzes, Hilgers, plus Kevin Diks sebagai bek tengah juga hampir-hampir mirip. Ketiganya sama-sama bisa berperan seperti libero.
Karena itu koordinasi ketiga pemain ini seperti ada kendala. Ini pula yang membuat gol kedua, ketiga, keempat, dan kelima Australia tercipta.
![]() |
Sebaliknya, saat Ridho masuk menggantikan Sandy Walsh, koordinasi jadi lebih solid. Ridho dan Idzes seperti punya intuisi yang sama saat bertahan.
Karenanya pula Kluivert layak menimbang ulang pasangan Ridho-Idzes sebagai duet bek tengah, termasuk formasi tiga bek yang selama ini dipraktikkan.
Ini bukan soal bayang-bayang pelatih sebelumnya. Ini soal mimpi dan imajinasi sebagian besar rakyat Indonesia untuk melihat tim kesayangannya di Piala Dunia.
Sebuah keniscayaan bahwa Kluivert akan ditekan habis-habisan oleh suporter. Sekarang tinggal bagaimana Kluivert menunjukkan kharismanya.
Inilah saat bagi Kluivert untuk unjuk mimpi dan imajinasi yang sama: tampil di Piala Dunia 2026. Jika sama mimpinya, bangkit dan berjuanglah lawan Bahrain.