Setelah dua kali mempertahankan gelar saat mengalahkan Jose Roman dan Ken Norton, tiba waktunya George Foreman melawan Muhammad Ali. Duel yang dikenal sebagai 'Rumble in the Jungle' itu digelar pada October 1974 di Zaire, negara yang saat ini dikenal sebagai Kongo.
Foreman diklaim berhasil mematahkan rahang Ali di ronde-ronde awal. Namun, Ali berhasil menang KO di ronde delapan. Foreman mengaku kagum melihat kemampuan Ali menerima pukulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pikir ini akan menjadi $US5 juta termudah yang bisa saya dapatkan. Saya memukulnya dengan keras di ronde ketiga, dan dia menatap saya seolah berkata, 'Saya tidak akan menerimanya!'"
"Dia memukul saya dengan pukulan satu-dua yang cepat, menjatuhkan saya ke kanvas dan seluruh hidup saya berubah. Saya hancur. Tanpa saya sadari saya akan mendapatkan sahabat terbaik yang pernah saya miliki dalam hidup saya," ucap Foreman kepada CNN.
Foreman dan Muhammad Ali merupakan rival di atas ring, tapi kemudian hidup sebagai seorang sahabat hingga Ali meninggal pada 2016.
"Saya selalu mengatakan kepada yang lainnya bahwa kami semua sebenarnya terhubung. Kami seperti satu orang yang sama. George Foreman, Muhammad Ali, dan Joe Frazier, semuanya adalah satu orang," kata Foreman.
"Sebagian dari saya mati bersama Ali. Dan itu adalah bagian terpenting. Sangat sukar bagi saya untuk membayangkan dunia tanpa seorang Muhammad Ali," ucap Foreman menambahkan.
![]() |
Selain bersahabat dengan Muhammad Ali, Foreman juga mendapat rasa hormat dari Mike Tyson. Bahkan Si Leher Beton menyebut Foreman sebagai petinju dengan pukulan paling keras sepanjang sejarah.
"George Foreman, dia petinju terkuat. Saya tidak dapat menandingi kekuatan seseorang yang sebesar itu, dengan pukulan sebesar itu. Satu-satunya hal yang membuat saya bersemangat adalah karena saya melontarkan pukulan jauh lebih cepat daripada semua petinju lainnya," ucap Tyson kepada Boxing News.
Foreman kemudian pensiun dari ring tinju pada 1997. Rekor tinju George Foreman adalah 76 menang (68 menang KO) dan lima kali kalah.
Setelah pensiun dari rinju tinju, Foreman fokus menjadi pendeta dan pengusaha. Salah satu usaha yang dimiliki Foreman adalah berjualan alat pemagang bernama 'Lean Mean Grilling Machine'. Alat pemanggang itu laku hingga 100 juta unit.
Kini, George Foreman telah tiada. Foreman meninggal di Houston, Amerika Serikat, Jumat (21/3), di usia 76 tahun. Sosok yang dijuluki Big George itu akan dikenang sebagai salah satu petinju terhebat dalam sejarah.
(har)