Jakarta, CNN Indonesia --
George Foreman akan selalu dikenang sebagai salah satu petinju kelas terbaik dalam sejarah. Namanya sejajar dengan petinju hebat seperti Muhammad Ali, Joe Fraizer hingga Mike Tyson.
Foreman lahir di Marshall, Texas, 10 Januari 1949. Ayah kandungnya adalah Leroy Moorehead. George baru mendapatkan nama belakang Foreman setelah sang ibu menikahi pria bernama J.D. Foreman saat George masih balita.
Masa kecil Foreman tidaklah indah. Malu hidup dalam kemiskinan, Foreman berusaha memperbaiki keadaan dengan mencuri, mengintimidasi siswa untuk meminta uang makan, dan merampok orang di jalan. Ia pernah mengatakan tujuannya adalah masuk penjara, lalu membentuk geng paling ganas di kota kelahirannya, Houston.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya orang jahat, lebih jahat dari apa pun yang dapat Anda bayangkan. Saya benar-benar anak yang jahat," ujar Foreman kepada Newsday pada 1991.
Saat berusia 16 tahun, Foreman pindah dari Texas untuk mengikuti program Job Corps, program kerja untuk pengangguran yang dibuat oleh Presiden Lyndon B. Johnson. Di Job Corps, Foreman belajar membuat batu bata dan tukang bangunan di California.
Di California pula George Foreman mulai menggeluti tinju. Alih-alih menggunakan keterampilan barunya untuk bekerja, Foreman justru memilih fokus ke tinju. Lambat tetapi metodis dan memiliki pukulan KO yang dahsyat, ia maju melalui jenjang amatir dan lolos ke Olimpiade di Mexico City pada 1968.
[Gambas:Instagram]
Setelah meraih medali emas di Olimpiade 1968, Foreman memulai karier profesionalnya dengan melawan Donald Walheim pada 23 Juni 1969. Foreman menang KO ronde ketiga di laga debutnya.
Karier luar biasa George Foreman terus berlanjut hingga akhirnya merebut gelar juara dunia dengan mengalahkan Joe Fraizer pada pada 22 Januari 1973. Meski berstatus underdog, Foreman berhasil menang TKO ronde kedua. Foreman bahkan enam kali menjatuhkan Fraizer di ronde kedua.
Bersambung ke halaman kedua >>>
Setelah dua kali mempertahankan gelar saat mengalahkan Jose Roman dan Ken Norton, tiba waktunya George Foreman melawan Muhammad Ali. Duel yang dikenal sebagai 'Rumble in the Jungle' itu digelar pada October 1974 di Zaire, negara yang saat ini dikenal sebagai Kongo.
Foreman diklaim berhasil mematahkan rahang Ali di ronde-ronde awal. Namun, Ali berhasil menang KO di ronde delapan. Foreman mengaku kagum melihat kemampuan Ali menerima pukulan.
"Saya pikir ini akan menjadi $US5 juta termudah yang bisa saya dapatkan. Saya memukulnya dengan keras di ronde ketiga, dan dia menatap saya seolah berkata, 'Saya tidak akan menerimanya!'"
"Dia memukul saya dengan pukulan satu-dua yang cepat, menjatuhkan saya ke kanvas dan seluruh hidup saya berubah. Saya hancur. Tanpa saya sadari saya akan mendapatkan sahabat terbaik yang pernah saya miliki dalam hidup saya," ucap Foreman kepada CNN.
Foreman dan Muhammad Ali merupakan rival di atas ring, tapi kemudian hidup sebagai seorang sahabat hingga Ali meninggal pada 2016.
"Saya selalu mengatakan kepada yang lainnya bahwa kami semua sebenarnya terhubung. Kami seperti satu orang yang sama. George Foreman, Muhammad Ali, dan Joe Frazier, semuanya adalah satu orang," kata Foreman.
"Sebagian dari saya mati bersama Ali. Dan itu adalah bagian terpenting. Sangat sukar bagi saya untuk membayangkan dunia tanpa seorang Muhammad Ali," ucap Foreman menambahkan.
 George Foreman (kanan) sukses sebagai pengusaha usai pensiun dari tinju. (REUTERS/Mike Theiler) |
Selain bersahabat dengan Muhammad Ali, Foreman juga mendapat rasa hormat dari Mike Tyson. Bahkan Si Leher Beton menyebut Foreman sebagai petinju dengan pukulan paling keras sepanjang sejarah.
"George Foreman, dia petinju terkuat. Saya tidak dapat menandingi kekuatan seseorang yang sebesar itu, dengan pukulan sebesar itu. Satu-satunya hal yang membuat saya bersemangat adalah karena saya melontarkan pukulan jauh lebih cepat daripada semua petinju lainnya," ucap Tyson kepada Boxing News.
Foreman kemudian pensiun dari ring tinju pada 1997. Rekor tinju George Foreman adalah 76 menang (68 menang KO) dan lima kali kalah.
Setelah pensiun dari rinju tinju, Foreman fokus menjadi pendeta dan pengusaha. Salah satu usaha yang dimiliki Foreman adalah berjualan alat pemagang bernama 'Lean Mean Grilling Machine'. Alat pemanggang itu laku hingga 100 juta unit.
Kini, George Foreman telah tiada. Foreman meninggal di Houston, Amerika Serikat, Jumat (21/3), di usia 76 tahun. Sosok yang dijuluki Big George itu akan dikenang sebagai salah satu petinju terhebat dalam sejarah.
[Gambas:Video CNN]