Dalam laga melawan Olympique Lyon ini Manchester United tak bisa diperkuat tiga bek terbaiknya. Pertama Luke Shaw, kedua Lisandro Martinez, dan ketiga Matthijs de Ligt.
Kerapuhan lini pertahanan tersebut tergambar saat melawan Newcastle United. Kendati memakai formasi tiga bek tengah: Leny Yoro, Victor Lindelof, dan Noussair Mazraoui, pertahanan tetap keropos.
Masuknya Patrick Dorgu, menggantikan Mazraoui, tak menolong. Gawang Man Utd malah kebobolan dua gol selepas Dorgu masuk, yakni pada menit ke-64 dan 77 atau sembilan menit setelah pergantian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghadapi Lyon, kendati di kandang, diharapkan fan tak berakhir mengecewakan. Setidaknya Man Utd masih punya Harry Maguire dan Ayde Heaven. Nama terakhir adalah bek 18 tahun.
Ketika situasi pertahanan yang tidak stabil ini, sosok Onana sangat dibutuhkan. Kiper asal Kamerun ini sejatinya punya kepercayaan diri tinggi, tetapi sedang kena mental.
Setelah tampil impresif di Inter Milan, Onana datang ke Theater of Dream dengan asa besar. Ia diharapkan jadi 'dewa penyelamat' masa sulit selepas era Alex Ferguson.
Sayangnya Onana malah terjerembab. Tekanan besar fan dan sering mendapat cercaan selepas laga, membuat pemain 29 tahun ini seperti kehilangan sentuhan terbaiknya.
Komunikasi Onana dengan barisan pertahanan juga seperti terbentur tembok. Ada situasi internal yang membuat teriakan Onana kepada rekan saat pertandingan kurang bertuah.
Dengan logika sederhana, sesulit apapun situasi saat ini, Onana tak bisa dikesampingkan. Ia satu-satunya pilihan paling logis untuk menahan gempuran sang tamu dari Prancis.
Bisakah Onana jadi pahlawan Man Utd di pentas Europa League? Setelah rehat dalam laga terakhir, Onana datang ke latihan Man Utd dengan motivasi dan rekan kerja yang baru.
Tak ada pula alasan bagi Onana untuk tak tampil super disiplin. Europa League 2024/2025 adalah satu-satunya gelar yang masih mungkin dikejar Manchester United pada musim ini.