Jakarta, CNN Indonesia --
Lima tim Liga 1 2024/2025 bakal adu kuat selamat dari degradasi dalam sisa dua pertandingan musim ini.
Kini tersisa dua posisi degradasi setelah PSIS Semarang pasti turun kasta. Laskar Mahesa Jenar tak lagi bisa selamat karena baru mengoleksi 25 poin dari 32 laga.
Dengan 25 poin, poin maksimal yang dapat dikumpulkan PSIS adalah 31. Adapun tim penghuni peringkat ke-15 atau titik aman degradasi sudah mengoleksi 32 poin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun Persik Kediri selamat dari degradasi. Kemenangan 3-0 atas Arema FC membuat Macan Putih membukukan 40 angka atau poinnya tak mungkin dikejar oleh tiga tim terbawah.
Artinya, persaingan turun kasta tinggal menyisakan Persis Solo, Madura United, Semen Padang, Barito Putera, dan PSS Sleman. Siapa yang akan selamat dan turun kasta?
Segala kemungkinan masih mungkin terjadi. Persis berpotensi berada di titik aman pada pekan ke-33. Lawan yang akan dihadapi tim asuhan Ong Kim Swee ini adalah Dewa United.
Apapun hasil laga tim-tim calon degradasi lainnya, posisi Persis akan aman jika menang atas Dewa United. Kebetulan laga ini akan berlangsung di Stadion Manahan, markas Persis.
Tim calon degradasi lain, Barito Putera, PSS, dan Semen Padang, pada pekan ke-33 juga akan menjalani laga kandang. Karena itu poin pekan ini sangat-sangat penting
Barito akan menjamu PSM Makassar, PSS bertemu Persija Jakarta, dan Semen Padang bentrok dengan Persik. Tiga tim tamu dalam laga ini tak punya kepentingan lagi di kompetisi.
Akankah tim-tim tamu kalah? Kecurigaan akan muncul jika tim tamu tampil dengan skuad ala kadarnya. Apalagi ada isu tunggakan gaji yang belum terselesaikan.
Persija dan PSM adalah klub yang disebut masih menunggak gaji. Faktor tak gajian ini bisa merusak performa. Isu-isu lainnya juga bisa mengurangi daya juang sebuah tim.
Baca kelanjutan analisis ini di halaman berikutnya>>>
Isu yang tengah menguasai Liga 1 2024/2025 adalah sanksi Komite Disiplin PSSI kepada kapten PSM Makassar Yuran Fernandez.
Saat ini keputusan itu sedang dibanding PSM. Masalahnya, absennya Yuran bisa melemahkan semangat juang. Pemain PSM jadi frustrasi dengan keadilan di sepak bola negeri ini.
Dampaknya, mereka tak tampil optimal saat melawan Barito Putera. Mungkin ini persepsi, tetapi situasi ini sepantasnya tak diciptakan di akhir musim yang sangat kritis.
Psikologis Persik menjelang laga melawan Semen Padang juga mendapat gangguan. Bus klub milik Arthur Irawan tersebut dilempari oknum suporter usai menang 3-0 atas Arema FC.
Ini mungkin tindakan kriminal, tetapi juga bisa diartikan sebagai serangan psikologis. Serangan ini bisa membuat Persik yang sudah selamat dari degradasi tak bergairah lagi.
Perang bonus juga tengah menguasai. Semen Padang adalah salah satu klub yang dengan terang-terangan psywar dengan perang bonus pada akhir musim kompetisi.
Bagaimana klub lainnya? Bonus besar juga diberikan kepada PSS, Barito Putera, dan Madura United. Bonus memang hal lumrah, tetapi kini angkanya berkali-kali lipat.
Tak salah juga dengan bonus jor-joran ini. Yang jadi soal, ada klub yang belum membayar gaji pemain dan pelatihnya. Saat satu dua tim perang bonus, klub lainnya tak gajian.
Apesnya lagi, kinerja wasit di tikungan akhir kompetisi musim ini, masih sering membuat kontroversi. Wasit-wasit kontroversial tetap ditugaskan oleh Komite Wasit PSSI.
Yang pasti, persaingan selamat dari degradasi kian sengit. Setiap tim berhak berjuang dengan sekuat dan sekeras apapun, tetapi jangan ada yang sengaja merusak daya juang itu.
Mengawal sebaik mungkin adalah cara paling efektif bagi PSSI untuk menghindari persepsi ada yang 'main' di akhir musim ini. Bermain dengan psikologis para pemain.
[Gambas:Video CNN]