Timnas Indonesia U-23 melaju ke semifinal Piala AFF U-23 2025. Kalau ada satu masalah yang masih mengkhawatirkan, tak lain adalah kemampuan finishing.
Satu poin dari laga melawan Malaysia cukup mengantarkan Indonesia ke puncak klasemen Grup A dan mendapat tiket ke semifinal.
Hasil imbang tanpa gol dalam duel menghadapi Harimau Muda tak cukup membuat hati tenang. Selama 90 menit rasa deg-degan dan waswas terus mendera. Lain hal bila Timnas Indonesia U-23 bisa mencetak gol, mungkin helaan napas panjang dan teriak kegirangan 'yes!' tak cuma muncul setelah wasit meniup peluit akhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketidakmampuan mencetak gol bukan lantaran tiada peluang di sepertiga akhir. Victor Dethan, Rahmat Arjuna, Doni Tri Pamungkas, Ahmad Maulana, Rayhan Hannan, Robi Darwis, dan Jens Raven beberapa kali melepas tembakan, sundulan, dan lemparan.
Dilansir dari situs resmi Piala AFF, Timnas Indonesia U-23 melepaskan tujuh upaya mencetak gol, namun hanya tiga yang berstatus on target. Sayang, tak ada satu pun yang masuk gawang.
Problematik penyelesaian akhir sudah mengemuka sejak laga kedua. Indonesia ketika itu cuma mencetak satu gol. Bunuh diri Jaime Rosquillo yang gagal mengantisipasi lemparan ke dalam Robi jadi pembeda dalam laga Indonesia vs Filipina.
Pada laga melawan Azkals Junior, Indonesia tercatat 13 kali berupaya menuntaskan penyelesaian akhir. Hasilnya tujuh on target dan enam melenceng.
Sebenarnya dalam laga melawan Brunei Darussalam yang berakhir dengan kemenangan delapan gol tanpa balas, Indonesia juga cuma punya persentasi akurasi tembakan tak lebih dari 60 persen. Dari 25 tembakan, 14 di antaranya mengarah ke gawang.
Bedanya saat melawan Brunei ada delapan gol tercipta dari 14 tembakan yang mengarah ke gawang tersebut.
Yang jadi masalah adalah kiranya laga lawan Brunei tak bisa dijadikan acuan untuk menghadapi semifinal menghadapi lawan dengan kekuatan 11-12 atau bahkan lebih baik dari Filipina dan Malaysia.
Demi menjadi juara, Timnas Indonesia U-23 wajib tampil 100 persen. Mengusahakan setiap tembakan, harus mengarah ke gawang, dan gol.
Jangan sampai ada tembakan meleset, atau malah melenceng jauh mengangkasa bak sedang 'mengincar burung'.
Tentunya semua pemain dan pelatih Timnas Indonesia U-23 sepakat, namun apa yang terjadi di atas lapangan tak semudah membalikkan telapak tangan.
Pelatih Gerald Vanenburg dan Jens Raven pun mengakui kekurangan di skuad Garuda Muda setelah pertandingan melawan Negeri Jiran.
"Saya rasa benar, tim kami kurang dalam hal penyelesaian. Biasanya Jens mudah membuat gol, tetapi malam ini [melawan Malaysia] tidak seperti itu," kata Vanenburg.
"Mereka sangat bagus dalam bertahan dan mereka juga mendorong, menendang saya. Itu membuat sulit menciptakan peluang dan saya harus fokus ke laga selanjutnya," ujar Jens.
Baca lanjutan analisis Timnas Indonesia U-23 di halaman selanjutnya>>>