Kehadiran National Dispute Resolution Chamber (NDRC) diharapkan bisa menjadi pilar penjaga ekosistem stabil kompetisi sepak bola nasional.
Selama ini, persoalan tunggakan gaji menjadi salah satu persoalan rutin sepak bola Indonesia. Dari musim ke musim, ada saja klub yang menunggak gaji pemainnya. Klub bahkan terkesan tak kapok.
Dengan pengakuan FIFA terhadap NDRC Indonesia, maka langkah-langkah strategis untuk menjaga ekosistem kompetisi bisa diambil. Salah satunya membekukan transfer pemain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua NRDC Indonesia, Togi Pangaribuan, menegaskan badan arbitrase bisa saja memberi sanksi ke klub. Sanksi tegas akan dikeluarkan NDRC jika klub menolak mematuhi putusan yang dibuat.
"Kalau ada tunggakan gaji yang tidak dibayarkan dalam 45 hari, maka akan ada sanksi larangan pendaftaran pemain untuk satu atau sekian transfer window. Itu sudah dilakukan."
"Yang kedua, poinnya Pak Ketum, kita ingin menjaga ekosistem sepak bola yang sehat. Kami bukan hanya mau sok galak. Walau secara aturan NDRC bisa menjatuhkan denda," ucap Togi.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) atau yang kini bernama I.League selaku operator Super League, kompetisi profesional Indonesia, menilai kehadiran NDRC sangat membantu. Menurut Ferry Paulus, Direktur Utama LIB, NDRC menjaga iklim profesional.
"Liga dalam hal ini tentunya melihat NDRC sebagai satu pilar penting untuk menciptakan iklim yang profesional, adil, dan bertanggung jawab. NDRC ini merupakan satu badan yang sangat strategis."
"Nantinya hak-hak dan kewajiban dari para pelaku sepak bola, pemain, pelatih juga akan transparan dan bertanggung jawab, sehingga ke depan sepak bola Indonesia bisa jadi profesional," kata Ferry.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan, kehadiran NDRC menjadi salah satu pilar penjaga ekosistem sepak bola nasional. Dengan adanya NDRC kenakalan klub bisa dengan mudah terdeteksi.
"NDRC kenapa kami lahirkan? Sebagai bagian dari check and balance yang fair, sehingga tadi disampaikan, dia tidak swing. Dia di tengah seperti bandul, memproteksi pemain dan klub."
"Kami PSSI menjaga ekosistem liga supaya sehat, klub Liga 1 dan Liga 2 sehat. Nanti kalau Liga 1-2 sustain, kami di PSSI fokus ke pembangunan klub-klub amatir di daerah," kata Erick, Rabu (6/8).
Wakil Ketua Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) yang juga pemain Persib Bandung, Achmad Jufriyanto, menilai kehadiran NDRC memudahkan pemain mengadukan kasusnya.
"Biasanya kita ke pengadilan negeri dulu untuk menyelesaikan sengketa. Setelah adanya NDRC semua jadi lebih simpel dan mudah karena kita hanya butuh melakukan korespondensi dengan pemain."
"Kami lihat permasalahan dan kasusnya seperti apa, lalu diskusi untuk mencapai mufakat dengan klub. Kalau tidak ada itikad baik dari klub baru kita buat laporan ke NDRC," kata Jufriyanto.
Apakah ini pertanda tunggakan gaji pemain klub-klub Super League akan terhenti pada musim ini? PSSI, LIB, dan pemain sangat berharap demikian. Karena itu marwah NDRC menjaga ekosistem sangat dinanti.
(abs/nva)