Sepak bola Palestina kembali digemparkan dengan tewasnya sosok legenda, Suleiman Al Obeid, yang dibunuh tentara Israel pada pekan ini. Berikut profil Suleiman Al Obeid yang memiliki julukan Pele Palestina.
Al Obeid tewas dalam usia 41 tahun. Suleiman Al Obeid dikenal sebagai pemain berbakat Palestina pada era 2000-an hingga 2010-an. Namun pada Rabu (6/8), Al Obeid tewas ditembak pasukan Israel saat menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza selatan.
Obeid memulai karier bersama Khadamat Al Shatea pada 2005/2006. Setelah menembus tim utama klub itu sejak 2007 hingga 2009, Obeid pindah ke Markaz Shabab Al Am'ari pada 2009 hingga 2013.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama Al Am'ari, pemain kelahiran Kota Gaza ini meraih gelar juara Liga Profesional Palestina pertama pada musim 2010/2011.
Setelah itu Obeid kembali ke Al Shatea untuk bermain selama satu musim pada 2013/2014. Kariernya berlanjut ke Gaza Sport pada 2014 hingga 2016. Pada musim 2015/2016 dia jadi top skor Liga Primer dengan torehan 17 gol.
Sejak 2016 hingga 2023 Obeid bermain lagi di Al Shatea. Gelar top skor kembali didapatnya pada musim 2016/2016 dengan torehan 15 gol.
Berkat keterampilan dan kecepatannya, khususnya di sektor sayap, Obeid memiliki sejumlah julukan, mulai dari The Gazelle, Mutiara Hitam, Henry dari Palestina, hingga Pele dari Palestina.
Karena keahliannya itu Obeid juga mendapat panggilan timnas Palestina sejak 2007 hingga 2013. Bersama Palestina Obeid tampil dalam 23 pertandingan, 21 di antaranya laga resmi dengan mencetak 2 gol.
Ayah lima anak ini dianggap kurang beruntung. Karena, dengan kualitasnya dia berada dalam periode buruk sejarah timnas Palestina.
Suleiman Al Obeid jadi martir sepak bola Palestina ke-321 yang tewas karena serangan Israel sejak 7 Oktober 2023. Jumlah itu termasuk pemain, pelatih, pengurus, wasit, hingga anggota dewan klub. Total terdapat 662 olahragawan yang tewas, baik itu atlet, pelatih, hingga staf.
(sry/rhr)