Jika mengacu pertandingan perdana Super League 2025/2026, performa Persib masih jauh dari mengesankan, kalau dibanding dengan musim lalu.
Pemain-pemain baru Pangeran Biru, julukan Persib, masih butuh waktu untuk menyatu. Julio Cesar, Wiliam Marcilio, Frans Putros, Uiliam Barros, hingga Berguinho belum solid.
Beruntungnya, pemain asal Brasil mudah beradaptasi. Ini tak lain karena mereka juga berasal dari negeri khatulistiwa. Cuaca dan udara Brasil-Indonesia tak jauh berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemain-pemain nasional Persib, seperti Dedi Kusnandar, Beckham Putra, Saddil Ramdani, juga Marc Klok juga belum sepenuhnya memahami bola-bola masing-masing individu.
Beruntung ada Bojan Hodak yang menjadi arsitek permainan. Saat kolektivitas permainan tim belum terjalin dengan baik, strategi Hodak mudah dijalani pemain.
Pola yang diinginkan pelatih asal Kroasia itu tampak sederhana. Persib dalam asuhan Hodak adalah tim yang aktif bermain di samping, tetapi lini tengah tetap hidup.
Dalam hal ini pemain sayap menjadi kunci membuka ruang pemain di tengah. Karena itu pula Hodak suka dengan pemain yang punya tembakan keras, seperti Barros.
Tantangan lain Maung Bandung adalah kondisi fisik. Tim juara Liga 1 2024/2025 ini baru bermain melawan Semen Padang FC tiga hari lalu. Masa pemulihan belum optimal.
Namun, Persib tidak kaget dengan situasi ini. Dari musim lalu kondisi seperti ini mereka jalani. Hodak juga sudah punya rencana sebagai solusi kondisi fisik.
Musim ini target Persib adalah melangkah sejauh mungkin di Liga Champions Asia Two. Tim kelahiran 1934 ini tak ingin gagal menembus babak grup seperti musim lalu.
Namun, sebelum bicara target itu, Persib kudu memastikan tiket ke putaran final dulu. Mengalahkan Manila Digger adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.
(jal)