Badminton World Federation (BWF) mengenalkan aturan baru dalam pertandingan berupa batas waktu 25 detik setelah reli untuk siap melakukan servis. Pemain dibebaskan minum tanpa perlu izin umpire [wasit].
BWF merilis aturan baru yang vital bagi permainan badminton. Dalam aturan tersebut, pemain bebas punya waktu 25 detik setelah reli berlangsung sebelum memuai kembali permainan.
Berikut aturan-aturan yang bakal dilakukan:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Pemain diberikan waktu 25 detik di antara reli.
- Waktu dimulai ketika umpire sudah mengubah skor terkini [setelah reli selesai].
- Pemain yang servis harus siap untuk melakukan servis sebelum 25 detik berakhir.
- Penerima servis harus siap ketika lawan yang melakukan servis sudah ada di dalam posisi melakukan servis.
- Umpire punya keleluasaan, menggunakan pertimbangan terbaiknya, untuk membolehkan waktu lebih dari 25 detik, bergantung pada kondisi di lapangan [misal tindakan medis, pertimbangan pembersihan lapangan dan lain sebagainya].
- Pemain punya kebebasan untuk melakukan aktivitas di antara reli, termasuk mengeringkan keringat dengan handuk dan minum [sesuatu yang saat ini masih membutuhkan izin umpire], juga bebas melakukan penyemprotan mandiri, yang terpenting mereka bisa siap dalam waktu 25 detik.
Sejauh ini BWF belum merinci tipe reli yang bisa diberikan waktu 25 detik. Bila sebuah poin didapat hanya dalam 3-4 pukulan, masih dinanti pelaksanaan aturan 25 detik tersebut.
Percobaan aturan ini bakal dilakukan di Kejuaraan Dunia 2025. Kejuaraan Dunia 2025 bakal digelar pada 25-31 Agustus mendatang.
"Sangat menarik. Saya pikir, saya menyukainya," ucap Lauren Smith tentang percobaan aturan 25 detik di Kejuaraan Dunia 2025.
BWF sendiri percaya, berdasarkan data yang sudah dikumpulkan, bahwa 25 detik adalah waktu yang ideal bagi para pemain. Rencananya, aturan ini nantinya resmi dijalankan pada BWF Tour 2026.
(ptr/har)