Sepak bola Brasil dikenal dengan istilah jogo bonito. Ini adalah aliran sepak bola yang mengedepankan kebebasan. Pemain tidak hanya mengolah bola, tetapi menari dengan bola.
Karena itu sepak bola Brasil selalu bisa menyihir penonton. Perpaduan antara teknik individu ciamik dan strategi progresif berbuah permainan yang enak di mata dan membekas di kepala.
Apakah Persija sudah ditahap itu? Tentu saja belum. Namun, gaya bermain yang ditampilkan tim berlambang Tugu Monas ini mengarah ke sana. Kompleksitas sepak bola disederhanakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persija, setidaknya hingga pekan kedua, bermain menyerang. Bermain dengan garis pertahanan tinggi. Persija menjauhi pragmatisme sepak bola; yang penting menang; asal dapat poin.
Pemain Persija dituntut berpikir cepat atas situasi di lapangan. Umpan cepat satu dua hingga gocekan mematikan jadi kekuatan. Gaya seperti ini yang membuat Persija bisa moncer.
Inilah gaya sepak bola Persija. Kombinasi tarian samba ala-ala jogo bonito yang dipadukan dengan kecepatan dan keluwesan khas Jakarta yang suka bermain cepat.
Dan, akhir pekan ini, Persija akan menjamu Malut United. Sama seperti Persija, Malut juga belum menelan kekalahan. Bedanya, tim asuhan Hendri Susilo ini sekali menang dan imbang.
Lawan yang dihadapi juga bukan kaleng-kaleng, Dewa United dan Bali United, yang punya skuad berbintang. Ini isyarat bahwa Persija harus waspada dalam laga pada Sabtu (23/8) nanti.
![]() |
Berkaca dari dua laga sebelumnya, serangan balik Malut mematikan. Pemain seperti Yakob Sayuri dan David da Silva akan menghukum bek lawan jika lengah menjaga garis pertahanan.
Dan, skuad Malut juga banyak diisi pemain asal Brasil. Dari sembilan pemain asing, enam di antaranya dari Brasil. Artinya pula sesama pemain Brasil akan adu tangkas dan kualitas.
Yang pasti, laga melawan Malut akan menjadi ujian bagi Persija. Inilah lawan berat pertama Persija musim ini, setelah menumpas tim papan tengah seperti Persita dan Persis.
(nva/nva)