Idealnya, dalam bayangan suporter Timnas Indonesia bermain dengan tiga bek. Namun, formasi ini dihancurkan Australia dan Jepang.
Karena itu Patrick Kluivert memakai empat bek, 4-2-3-1 dan 4-3-3, dalam laga uji coba melawan Taiwan dan Lebanon. Formasi ini terlihat lebih dinamis untuk filosofi ball possession yang diinginkan Kluivert.
Untuk menopang sistem bertahan, Kluivert cenderung memakai tiga gelandang. Rinciannya, dua gelandang bertahan dan satu gelandang serang. Siapa gelandang itu?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemungkinan Thom Haye dan Joey Pelupessy jadi pilihan utama. Satu posisi lainnya bisa saja diberikan kepada Dean James atau Nathan Tjoe-A-On. Kedua nama ini sama-sama potensial.
Lawan-lawan yang akan dihadapi tiga gelandang ini adalah Salem Al Dawsari, Abdullah Al Khaibari, juga Ziyad Al Johani. Mereka jadi tulang punggung saat menahan Ceko, September lalu.
Terutama Salem, merupakan gelandang lincah, kuat, dan punya tembakan keras. Saat ini Salem adalah top skor sementara Arab Saudi dengan 25 gol dari 99 pertandingan.
Pada laga ke-100-nya bersama Arab, niscaya Salem akan bermain habis-habisan. Namun, usai Salem sudah tidak muda lagi, 34 tahun. Ketahanan fisiknya bisa dijadikan celah.
Kalau Salem berhasil dihentikan, 45 persen aliran bola Arab akan terhenti. Ini salah satu kunci Indonesia saat menang 2-0 atas Arab Saudi di Jakarta, 19 November tahun lalu.
Namun, berkaca dari enam laga sebelumnya, Kluivert ingin tim asuhannya mendominasi permainan. Kluivert seperti penganut faham, menyerang adalah cara bertahan terbaik.
Lantas siapa yang akan menjadi ujung tombak? Ole Romeny mungkin akan kembali, tetapi nalurinya belum teruji setelah tiga bulan lebih menjalani pemulihan cedera.
Kluivert butuh sosok lain. Sosok yang bisa membuat perbedaan juga membuat kejutan. Bisa jadi sosok itu adalah Miliano Jonathans, Eliano Reijnders, atau bahkan Ramadhan Sananta.
(rhr)