ANALISIS

Memprediksi Arah 'Kapal' Timnas Indonesia

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Jumat, 17 Okt 2025 09:00 WIB
Bahtera Timnas Indonesia harus tetap berlayar meski sang nahkoda Patrick Kluivert pergi dari roda kemudi. Ke mana kapal akan mengarah?
Pengganti Patrick Kluivert harus punya pemahaman yang bagus mengenai sepak bola Asia dan Indonesia. (REUTERS/Stringer)

PSSI perlu membangun lagi susunan tim kepelatihan terbaik demi hasil yang apik. Kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah momen tepat untuk belajar dari situasi pelik.

PSSI sudah mengambil keputusan tepat setelah berpisah dengan Kluivert. Kepercayaan publik perlahan bisa kembali dengan situasi yang mulai dari nol lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun mengembalikan rasa percaya 100 persen dari kekecewaan bukan perkara mudah. PSSI harus menunjuk sosok yang tepat untuk pelatih, minimal seorang caretaker untuk FIFA Matchday terdekat.

Alexander Zwiers, yang berperan sebagai Direktur Teknik, tak boleh lantas ikut pergi. Tanggung jawabnya masih berlaku hingga 2029. Dia pula yang harus berperan penting dalam menentukan pelatih.

Tugasnya juga tak mudah karena ada skeptisisme dari kejadian yang sudah-sudah. Rekam jejak, visi, dan pendekatan kepada pemain serta tingkat pengetahuan tentang ekosistem sepak bola Asia hingga Indonesia harus jadi acuan.

Publik tentu berharap pelatih yang ditunjuk punya proyeksi hingga Piala Asia 2027 yang sudah jelas Indonesia akan tampil di sana. Lebih baik lagi jika yang bersangkutan punya tahap yang jelas hingga Piala Dunia 2030.

Ini pula yang jadi fokus Erick Thohir dalam pernyataannya setelah resmi berpisah dengan Kluivert. Erick ingin skuad Garuda fokus dalam ranking dunia, Piala Asia, dan Piala Dunia 2030.

Jika PSSI tetap berpaku pada juru taktik dari Eropa, tak mengapa. Namun bukan masalah pula jika pelatih yang dipilih masih dari benua yang sama.

Akan jadi nilai plus apabila pelatih punya pendekatan brilian untuk mengakomodasi skuad yang punya latar belakang beragam.

Maka sudah semestinya, tepikan dulu pelatih yang enggan memandang jauh ke depan. Sudah cukup Indonesia punya pelatih yang bertahan kurang dari satu tahun.

(har)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER